Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Titik Tergenang Imbas Hujan di Malang, Pengendara Diimbau Waspada Jalan Berlubang

Kompas.com, 20 Januari 2022, 16:35 WIB
Nugraha Perdana,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Hujan terus melanda Kota Malang, Jawa Timur, hingga menyebabkan sejumlah ruas jalan tergenang air.

Pengendara motor yang melintas diimbau untuk berhati-hati.

Kepala BPBD Kota Malang Alie Mulyanto mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi) untuk kondisi hujan diperkirakan terjadi sampai dengan Februari mendatang.

Baca juga: Siswa Terpapar Covid-19, PTM 2 Sekolah di Malang Dihentikan

"Hujan ini terpantau adanya genangan air di beberapa lokasi sehingga diimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati ketika berada di jalan," kata Alie, Kamis (20/1/2022).

Alie menjelaskan, ada empat penyebab genangan air di antaranya terkait tata guna lahan, kemudian berkurangnya kinerja drainase, berkurangnya volume sungai dan kebiasaan buang sampah sembarangan.

"Kalau hujan hanya pemicu, bukan penyebab," katanya.

Dari laporan Pusdalops PB BPBD Kota Malang pada Selasa (18/1/2022) beberapa kejadian genangan air terjadi di 9 titik di antaranya Jalan Sudimoro, Jalan Bareng, Jalan Ikan Paus dan lainnya.

Luapan air dengan ketinggian sekitar 20 centimeter hingga 50 centimeter.

Kanit Kamsel (Keamanan dan Keselamatan) Satlantas Polresta Malang Kota Iptu Mochamad Sochib mengimbau bagi pengendara kendaraan bermotor yang melintas di jalan yang tergenang air tetap berhati-hati dalam berkendara.

"Memang cuaca hujan seperti ini potensi jalan berlubang bisa terjadi karena genangan air sehingga tetap berhati-hati ketika berkendara, apapun jalannya, kurangi kecepatan," katanya.

Baca juga: Banjir Luapan Bengawan Njero Rendam 26 Desa di Lamongan

Beberapa jalan yang terpantau sering terdapat genangan air oleh pihaknya di antaranya di Jalan Soekarno Hatta, Jalan Bandulan dan lainnya.

Adanya genangan air di jalan tidak jarang mengakibatkan pengendara motor terganggu penglihatannya jika ada lubang.

Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah atau instansi terkait untuk merekomendasikan pembenahan jalan.

"Karena jalan itu kepemilikannya beda-beda, ada yang milik provinsi, kota, kita sudah menyampaikan untuk pengaspalan, tindak lanjutnya sudah ada seperti di Jalan Veteran saya lihat sudah di aspal tambal sulam," ungkapnya.

Baca juga: Kali Apur Meluap, 27.201 Jiwa di 10 Desa Karawang Terdampak Banjir

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi mengatakan, pihaknya tahun ini telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 3 miliar untuk perbaikan jalan yang sifatnya insidental.

Nantinya pengerjaan jalan yang rusak berdasarkan survei yang telah dilakukan dan bersifat prioritas.

"Pengerjaan berlubang sesuai dengan kondisi yang ada, untuk perbaikan insidentil ada sekitar Rp 3 M," kata Diah secara singkat saat dihubungi via WhatsApp beberapa waktu lalu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau