“Jarang saya melihat, apalagi anak laki-laki mau rutin pamit seperti itu kepada ibunya.” ungkap dia lagi.
Ike juga banyak mendengar kisah keluarga dari para lansia yang dia rawat. Banyak anak mereka yang sukses bekerja sebagai dokter dan pegawai bank.
Pengalaman itu membuatnya melihat dinamika keluarga dari sudut yang berbeda.
“Dari cerita para orang tua itu, saya jadi tahu karakter setiap keluarga. Apalagi banyak dari mereka punya anak yang sukses,” tuturnya.
Meski begitu, Ike juga menghadapi tantangan. Kadang perbedaan keinginan antaranggota keluarga membuatnya bingung saat merawat pasien.
Dirinya pernah diminta anak pertama pasien agar tidak memberikan jamu, sementara anak kedua meminta hal sebaliknya.
“Jadi saya bingung, karena aturannya beda-beda. Biasanya saya tanya langsung ke yang sakit, mau minum atau tidak,” ujar dia.
Baca juga: Kisah Ibu Tunggal di Jombang, Rela Jadi Tukang Kupas Bawang demi Pendidikan Anak
Menurutnya, langkah itu menjadi cara paling adil agar tidak menyinggung keluarga mana pun.
Sejauh ini Ike belum pernah mengalami pengalaman buruk.
Justru beberapa momen lucu sering terjadi, misalnya ketika lansia yang akan dipasangi popok dewasa tiba-tiba kentut. Situasi ringan seperti itu sering mencairkan suasana.
Selain pengalaman lucu, Ike juga beberapa kali menerima perhatian kecil dari keluarga pasien.
Sebagian keluarga membelikannya makanan sebagai bentuk terima kasih. Baginya, sikap itu sangat berarti.
"Padahal semestinya mereka tidak perlu memberikan saya nasi, tapi kebanyakan peduli, membelikannya," ungkapnya.
Dia mengakui masih sering khawatir tidak maksimal memberikan perawatan karena tidak memiliki latar belakang keilmuan merawat pasien.
Namun kekhawatiran itu perlahan hilang karena keluarga pasien sejauh ini menerimanya dengan baik.