“Mari kita bersama-sama memperhatikan, memberikan perhatian khusus kepada bukan saja pondok pesantren tapi bangunan-bangunan,” tuturnya.
Nasaruddin Umar juga tidak menutup kemungkinan akan ada revisi terhadap aturan pembangunan ponpes untuk memenuhi standar yang lebih baik.
“Sedapat mungkin kita mengindahkan seluruh aturan yang berlaku tentang pembangunan fisik itu,” pungkasnya.
Hingga saat ini, penyebab ambruknya bangunan masih dalam penyelidikan.
Baca juga: Ketua MUI Bangkalan Bercerita Anaknya Selamat dari Tragedi Ponpes Al Khoziny: Anak Saya Sedang Wudhu
Namun, diketahui bahwa bangunan tersebut berada dalam tahap akhir pengecoran di lantai tiga sebelum insiden terjadi.
Kantor SAR Kelas A Surabaya mencatat, sebanyak 102 orang telah dievakuasi, di mana 11 di antaranya dievakuasi oleh petugas dan sisanya mandiri.
Seluruh korban telah dibawa ke Rumah Sakit Notopuro dan Rumah Sakit Siti Hajar, di mana sebagian besar sudah diperbolehkan pulang.
Namun, tragisnya, tiga santri dinyatakan meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang