Editor
Untuk itulah, kata pria yang juga Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia Komisariat Jawa Timur itu, untuk mengetahui bentuk struktur bata ini adalah bangunan apa maka perlu kajian lebih lanjut.
Karena, kajian lingkungan sangat penting untuk bisa mengatakan bangunan apa.
Baca juga: Temuan Batu Tersusun Rapi di Karanganyar, Dicurigai Bagian Candi Kuno
Di lokasi yang sama, Firman Sauqi, Ahli Geologi asal Kabupaten Jember, mengatakan jika temuan struktur batu bata ini terkubur oleh endapan material pasir, kerikil pasir dengan ukuran diamater 5-10 cm sehingga membuat kontur berlapis.
Ia menjelaskan, bahwa banjir membawa material vulkanik tidak langsung yang berasal dari letusan gunung berapi, tetapi dibawa air sungai ketika terjadi banjir dan prosesnya lebih dari satu kali.
"Tapi dipastikan hampir seluruhnya material gunung berapi," jelas Firman Sauqi.
Di sisi lain, kepastian itu juga cocok dengan kondisi Sungai Sampean Baru yang hulunya dari gunung berapi semua.
Firman Sauqi menerangkan, jika secara spesifik memang belum bisa dipastikan material pasir dari gunung berapi mana, namun itu bisa dilakukan dengan kajian lebih dalam.
"Nanti kami bisa cek. Apakah endapan lebih banyak material batunya dari Gunung Argopuro, Raung atau dari lainnya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Arkeolog Nasional dan Ahli Geologi Didatangkan untuk Observasi Struktur Bata Kuno di Bondowoso.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang