Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Selidiki Siswa Diminta Buat Video Kekenyangan Padahal Muntah Usai Makan MBG di Pamekasan

Kompas.com, 18 September 2025, 09:45 WIB
Fathor Rahman,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Polisi ungkap ada video pembuatan siswa mengaku kekenyangan pada kasus siswa muntah setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Pasanggar 1, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, Jawa Timur.

Kapolsek Pegantenan Iptu Heri Siswanto mengaku ada keterangan sama bahwa siswa kekenyangan saat dilakukan penyelidikan.

"Saat kami berkunjung ke sekolah ada informasi tidak valid. Ada indikasi mereka sudah didatangi pihak lain," kata Heri, Kamis (18/9/2025).

Baca juga: Siswa di Pamekasan Muntah Usai Santap Menu MBG, Polisi Lakukan Penyelidikan

Akhirnya polisi melakukan pendalaman ke sejumlah siswa.

Diduga kuat ada 8 siswa yang muntah setelah makan menu MBG pada pukul 09.00 WIB.

Setelah itu polisi mendatangi rumah siswa dan bertemu wali murid atas nama Zaini.

Setelah dicecar beberapa pertanyaan ternyata siswa muntah bukan akibat kekenyangan tapi terindikasi akibat menu MBG.

Dikatakan, rata-rata siswa mengaku bukan kekenyangan. Tapi setelah makan menu MBG tiba-tiba muntah-muntah.

"Kita selidiki dan sepertinya ada pihak lain datang meminta siswa membuat video mengaku kekenyangan," katanya.

Baca juga: Siswa yang Muntah Setelah Konsumsi MBG di Pamekasan Berjumlah 8 Orang

Heri mengaku sudah ada kejanggalan sejak pihak sekolah memberikan keterangan berbeda soal jumlah siswa yang muntah.

Sehingga pengembangan penyelidikan dilakukan ke sejumlah pihak. Salah satunya mengumpulkan keterangan siswa san wali murid.

Dia mengungkapkan, kejanggalan lain menguat saat polisi bertemu pihak SPPG dan ahli gizi.

Barang bukti sampel makanan sudah tidak ditemukan di SPPG.

Sehingga polisi menilai ada pelanggaran yang dilakukan pihak dapur.

"Biasanya menu masih ditahan dua hari, tapi ternyata sudah tidak ada untuk barang bukti," ungkapnya.

Baca juga: 4 Siswa Muntah setelah Konsumsi Menu MBG di Pamekasan

Kepala SDN Pasanggar 1 Gazali mengakui jika ada pihak dapur, TNI dan polisi datang di waktu berbeda dan tidak ada video pengakuan kekenyangan.

"Iya waktunya berbeda. Pihak dapur hanya perwakilan yang datang dan tidak ada permintaan video," katanya, Selasa (18/9/2025)

Ia mengaku siswa muntah akibat kekenyangan. Diduga pagi sudah makan di rumah dilanjutkan dengan jajan di sekolah.

Setelah itu masih makan menu MBG pada jam istirahat.

"Kemungkinan saja karena siswa kekenyangan," katanya.

Baca juga: Bupati Pamekasan Jelaskan Pengadaan Kasur dan Kursi Sofa Capai Rp 220 Juta: Itu Bukan di Masa Saya

Wali kelas III SDN Pasanggar 1, Zinurrohman berpendapat sama.

Siswanya inisial R diduga muntah akibat kekenyangan.

"Hari selasa dia makan MBG dan minum susu. Saya mendapat laporan dia muntah dan saya bilang kalau dia kekenyangan. Saat itu anaknya tertawa," ucapnya, Selasa (18/9/2025)

Dijelaskan, R sebelumnya sakit dan sempat tidak masuk sekolah.

Namun saat masuk makannya banyak di sekolah.

"Kemungkinan dia muntah akibat kekenyangan," ucapnya lagi.

Untuk diketaui, 101 siswa SDN Pasanggar 1 mendapatkan suplai menu MBG sejak hari senin. Pada hari selasa sebanyak 8 siswa muntah setelah mengonsumsi MBG yang disalurkan oleh SPPG Al-Bukhori Murtajih.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau