PAMEKASAN, KOMPAS.com - Polisi sudah mendatangi dapur Satuan Pelayanan Pememuhan Gizi (SPPG) Al-Bukhori Murtajih di Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pada Rabu (17/9/2025). Namun, sampel makanan sudah tidak ada di lokasi.
Polisi mendatangi SPPG tersebut untuk menyelidiki kasus dugaan keracunan pada siswa.
Sebelumnya, pada Selasa (16/9/2025), sebanyak delapan siswa di SDN Pasanggar 1, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, diduga keracunan menu MBG.
Baca juga: Siswa yang Muntah Setelah Konsumsi MBG di Pamekasan Berjumlah 8 Orang
Siswa tersebut mengalami muntah-muntah setengah jam setelah mengonsumsi menu MBG.
Kapolsek Pegantenan, Iptu Heri Siswanto mengungkapkan, polisi sudah tidak menemukan sampel makanan yang diberikan ke siswa SDN Pasanggar 1 pada hari Selasa (16/9/2025).
"Unit Reskrim sudah ke lokasi hari ini, di sana ternyata sudah tidak ada sampel makanan yang kemarin," katanya, Rabu.
Baca juga: Di SMPN 2 Sentani, Gibran Tinjau MBG
Dia mengatakan, semestinya SPPG tetap menyimpan sampel makanan setiap hari selama dua hari. Namun, saat polisi hendak mengamankan sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan, sampel itu sudah tidak ada.
"Dalam aturan mestinya makanan disimpan selama dua hari. Setelah itu boleh dimusnahkan," katanya.
Heri mengungkapkan, untuk sementara polisi mengamankan sampel makanan yang beredar pada hari ini.
"Karena sudah tidak ada yang kemarin, terpaksa kami bawa sampel makanan yang beredar hari ini," ucapnya.
Selain itu, polisi sudah mengantongi sejumlah keterangan dari pihak SPPG. Khususnya, menu yang diedarkan sebelum peristiwa siswa muntah terjadi.
"Penyelidikan sudah kita lakukan ke sekolah, korban dan SPPG hari ini," katanya.
Dia mengaku terjadi simpang siur informasi yang diberi pihak sekolah kepada polisi. Salah satunya soal jumlah siswa yang mengalami muntah.
Pihak sekolah bersikukuh jumlahnya hanya empat orang. Penyebabnya adalah kekenyangan. Namun, dalam penyelidikan polisi, penyebabnya bukan kekenyangan.
"Kita peroleh keterangan dari siswa bukan akibat kekenyangan," ungkapnya.