"Tapi hari ini masih 3.200 untuk SPPG. 3.200 untuk siswa, belum ibu hamil dan ibu menyusui," katanya.
Ia menyampaikan, manfaat sosial dengan mendirikan Dapur MBG yakni membuka lapangan kerja dengan setiap SPPG menyerap sekitar 50 tenaga kerja baru dari lingkungan sekitar.
Baca juga: Penyaluran MBG di Papua Baru 25 Persen, Terkendala Transportasi Mahal hingga Persepsi Warlok
Selain itu, memberi kesempatan bagi para pemasok dan UMKM lokal untuk menyuplai bahan baku.
"Membuka lapangan pekerjaan. Jadi satu SPPG ini sekitar 50, 50 apa, tenaga kerja. Berikutnya apa manfaatnya, yaitu UMKM, supplier, ini bisa ikut nyuplai," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan bahwa pendirian SPPG atau Dapur MBG merupakan implementasi program strategis nasional yang wajib didukung oleh pemerintah daerah.
"Ini menjadi kekuatan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan menekan angka stunting," kata Wahyu.
Ia memuji pengalaman Makhrus di bidang kuliner yang dinilai menjadi jaminan kualitas makanan sesuai standar Badan Gizi Nasional (BGN).
Namun, Wahyu juga mengakui bahwa cakupan program MBG di Kota Malang masih jauh dari target.
"Progres yang dilakukan saat ini masih jauh dari target. Oleh karena itu, kami berharap pengusaha lainnya di Kota Malang tergugah untuk mendirikan SPPG," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang