Hal ini salah satunya diakui oleh Makhrus Soleh, Ketua Pembina Yayasan Kartika Nawa Indonesia sekaligus pemilik Dapur MBG di Jalan Trunojoyo.
Menurutnya, menjalankan usaha Dapur MBG tidak hanya menjadi ladang pahala untuk membantu negara, tetapi juga menguntungkan secara bisnis yang dinilainya sangat menjanjikan.
Namun, ia belum bisa menyampaikan nominal keuntungan yang diterimanya dari usaha tersebut.
Dapur dengan nama lain Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) miliknya di wilayah Klojen, Kota Malang, ini baru saja melakukan pengiriman perdana ribuan paket makanan kepada para siswa di beberapa sekolah pada Rabu (20/8/2025).
"Awalnya, saat kami memulai pada November-Desember 2024 di Bululawang, kami tidak terlalu memikirkan keuntungan, tapi untuk saat ini dihitung-hitung ya menguntungkan. Saat itu kita tidak melihat untung rugi. Tapi misi kami yang utama adalah mendukung program Bapak Presiden untuk generasi emas 2045," ujar Makhrus Soleh pada Rabu (20/8/2025).
Meski begitu, saat awal menjalankan usaha ini bukan tanpa kendala.
Namun, kendala tersebut saat ini sudah tidak lagi dirasakannya.
"Dan memang waktu buka bulan Februari 2025 itu sampai sebulan lebih enggak kebayar. Tapi kita tetap komitmen, karena program Pak Presiden ini luar biasa," katanya.
"Sekarang sistemnya sudah lebih baik, bahkan ada deposit di rekening yayasan. Jadi bisa setiap hari kebayar. Kalau dulu kan uangnya rembes. Nah sekarang uangnya sudah ada," ucapnya.
Ia mengatakan bahwa usaha Dapur MBG miliknya saat ini lebih menjanjikan dibandingkan usaha restoran, properti, dan bangunannya.
"Kalau rumah makan saya mungkin dikunjungi seribu orang per hari, di sini pesanannya pasti 3.000 sampai 4.000 paket setiap hari. Ordernya sudah ada," ujarnya.
Dapur MBG milik Makhrus tersebut merupakan yang kedua didirikannya setelah sebelumnya di Bululawang, Kabupaten Malang.
Dapur MBG miliknya di Klojen ini memiliki kapasitas produksi hingga 4.000 paket makanan lengkap yang terdiri dari protein, karbohidrat, sayur, buah, dan susu.
Pada hari perdananya, dapur ini telah mendistribusikan 3.200 paket untuk siswa SD, SMP, dan SMA di sekitarnya.
"Tapi hari ini masih 3.200 untuk SPPG. 3.200 untuk siswa, belum ibu hamil dan ibu menyusui," katanya.
Ia menyampaikan, manfaat sosial dengan mendirikan Dapur MBG yakni membuka lapangan kerja dengan setiap SPPG menyerap sekitar 50 tenaga kerja baru dari lingkungan sekitar.
Selain itu, memberi kesempatan bagi para pemasok dan UMKM lokal untuk menyuplai bahan baku.
"Membuka lapangan pekerjaan. Jadi satu SPPG ini sekitar 50, 50 apa, tenaga kerja. Berikutnya apa manfaatnya, yaitu UMKM, supplier, ini bisa ikut nyuplai," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan bahwa pendirian SPPG atau Dapur MBG merupakan implementasi program strategis nasional yang wajib didukung oleh pemerintah daerah.
"Ini menjadi kekuatan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan menekan angka stunting," kata Wahyu.
Ia memuji pengalaman Makhrus di bidang kuliner yang dinilai menjadi jaminan kualitas makanan sesuai standar Badan Gizi Nasional (BGN).
Namun, Wahyu juga mengakui bahwa cakupan program MBG di Kota Malang masih jauh dari target.
"Progres yang dilakukan saat ini masih jauh dari target. Oleh karena itu, kami berharap pengusaha lainnya di Kota Malang tergugah untuk mendirikan SPPG," katanya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/20/170635778/cerita-pengusaha-kuliner-di-kota-malang-ngaku-raup-untung-jalankan-dapur