Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depot dan Sambal Bu Rudy, Resep Kesuksesan dari Dapur Kehidupan yang Sederhana dan Menginspirasi

Kompas.com, 23 Juli 2025, 16:56 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di balik kesuksesan depot dan sambal Bu Rudy yang kini menjadi ikon kuliner Surabaya, tersimpan kisah luar biasa dari sosok sederhana bernama Lanny Siswadi atau yang akrab disapa Bu Rudy.

Perjalanan hidupnya bukan hanya soal merintis usaha kuliner dari nol, tetapi juga tentang ketekunan, cinta pada pekerjaan dan semangat berbagi yang tidak pernah padam, bahkan setelah puluhan tahun berkarya.

Lahir di Madiun pada 10 Oktober 1953, Bu Rudy tumbuh dalam suasana serba kekurangan. Masa kecilnya tidak mudah, ia hanya sempat mengenyam pendidikan sampai kelas 3 SD.

Namun, keterbatasan pendidikan tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk bekerja.

Sejak kecil, ia sudah akrab dengan kerasnya hidup. Tahun 1955, saat situasi politik dan ekonomi tengah bergejolak, ia membantu tetangga-tetangga demi mendapatkan sesuap nasi.

Baca juga: Depot Hj Rochmah, Sepiring Rasa, Seruas Sejarah di Tengah Pasar Blauran Surabaya

Tidak ada uang sebagai upah, hanya makanan yang dibawa pulang dengan penuh syukur.

“Saya dari kecil sudah berkecimpung dengan usaha di pasar, jadi seluk-beluk pasar saya tahu betul. Dari pengalaman dan semangat, saya bisa seperti ini." 

"Dulu saya bantu orang sekadar dapat nasi, sekarang saya bisa bantu orang lain untuk hidup,” tuturnya kepada Kompas.com.

Sebelum mendirikan Depot Bu Rudy, ia sempat menekuni bisnis sepatu di Pasar Turi.

Dua puluh tahun ia berjualan di sana, namun musibah kebakaran pada 1995 menghanguskan seluruh barang dagangannya. Alih-alih menyerah, dengan sisa semangat yang tersisa ia memilih bangkit dan mulai lagi dari nol. 

“Awalnya saya jual nasi pecel karena saya orang Madiun, lalu sambalnya muncul karena Pak Rudy hobi mancing. Masakan sederhana tapi dari hati,” kata Bu Rudy.

Jadi, usahanya yang mampu bertahan hingga 30 tahun ini bukan hanya resep sambal legendarisnya, tetapi juga dedikasi yang dijaga sejak hari pertama.

Sampai saat ini sudah ada tujuh cabang tersebar di Surabaya dan Gresik yang semuanya dikelola oleh keluarga sendiri, termasuk para menantunya. Menjaga rasa adalah prinsip yang tak boleh dilanggar.

Bu Rudy salah satu legenda kuliner Surabaya sedang meracik kolak.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Bu Rudy salah satu legenda kuliner Surabaya sedang meracik kolak.

“Kalau model franchise uangnya mungkin sudah miliaran, tapi saya ingin jadi legenda cukup di Surabaya saja. Kualitas tetap dijaga," ucap ibu dari 4 orang anak ini.

"Banyak pelanggan yang sudah lama tinggal di luar kota, datang ke sini dan bilang, ‘Bu Rudy, rasa masakannya masih seperti dulu. Bahkan Pak SBY pernah bilang lodehnya enak,” imbuhnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau