Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gapasdap Desak Kenaikan Tarif Penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk

Kompas.com, 23 Juli 2025, 16:25 WIB
Fitri Anggiawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) mendesak pemerintah meninjau kembali kelayakan tarif penyeberangan Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk di Bali.

Permohonan ini disampaikan dalam rapat khusus bersama tim Komisi V DPR RI dan stakeholder terkait di Kantor ASDP Ketapang, Banyuwangi, Selasa (22/7/2025).

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gapasdap, Khoiri Soetomo, menjelaskan bahwa tarif pejalan kaki untuk penyeberangan Ketapang-Gilimanuk saat ini sebesar Rp 10.600, sementara perusahaan kapal hanya menerima Rp 5.100.

Khoiri menilai nominal tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan kurs dollar dan Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku saat ini.

Baca juga: Gapasdap Minta Pembangunan Dermaga Baru di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk

"Berdasarkan hitungan 2019, kurs dollar saat itu Rp 13.800, tarif kami tertinggal 31,81 persen dari HPP (harga pokok penjualan)," ungkap Khoiri.

Dia menambahkan bahwa pada tahun 2024, saat Gapasdap mengajukan kembali permohonan peningkatan tarif, pemerintah hanya menyetujui kenaikan sebesar 5 persen, yang dianggapnya tidak sebanding dengan ketertinggalan tarif yang mencapai 31,81 persen.

Khoiri mengingatkan bahwa dengan rata-rata inflasi sebesar 5 persen per tahun, ketertinggalan tarif saat ini sudah mencapai 56,81 persen.

"Setiap tahun kami terus mengajukan permohonan kenaikan tarif, namun pemerintah bersikap populis. Ini kan tidak benar," tuturnya.

Menurut Khoiri, pemerintah seharusnya tidak hanya menjamin keamanan pelayaran, tetapi juga menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk sektor penyeberangan.

"Hal ini akan berpengaruh pada jaminan konektivitas dan keberlangsungan jasa penyeberangan, yang jika tidak kondusif, akan merugikan banyak aspek," ujarnya.

Baca juga: Koster: Pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi Bakal Dipercepat

Dia juga menegaskan rendahnya pendapatan yang diterima pengusaha kapal, sementara mereka harus memenuhi berbagai regulasi domestik dan internasional.

"Namun hingga kini, permohonan kenaikan tarif kami selalu ditunda, ditawar, bahkan dipetieskan," ungkap Khoiri.

Khoiri menambahkan bahwa dengan kenaikan tarif yang layak, pihaknya dapat menjamin standar keamanan pelayaran dan pelayanan yang lebih baik.

Ia mengeklaim kenaikan tarif secara bertahap tidak akan berpengaruh signifikan terhadap inflasi.

"Tarif truk saat ini Rp 600 ribu, kita terima Rp 468 ribu. Apabila naik 5 persen, itu hanya penambahan Rp 23.400. Jika dibagi dengan kenaikan tarif, hanya ada penambahan Rp 1,1 untuk setiap kilogram beras," urainya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau