Editor
"Ketika kapal bertolak, tidak ada anomali atau kemiringan atau keadaan yang tidak biasa. Kemudian juga mesin beroperasi dengan normal, visibilitas atau jarak pandang juga cukup baik, tidak ada hujan dan tidak berkabut," jelas Anggiat.
Baca juga: Ketua KNKT Akui KMP Tunu Pratama Jaya Dikendalikan Nahkoda Pengganti Sebelum Tenggelam
Namun, setelah sekitar 30 menit pelayaran, penjaga di anjungan, merasakan kemiringan kapal ke sebelah kanan.
Lalu, juru mudi jaga dan kelasi jaga melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui pintu kamar mesin.
"Juru minyak jaga yang juga berada di kamar mesin melihat hal yang sama. Jadi kami konfirmasi dengan antara informasi yang kami terima dari juru mudi jaga dan juru minyak, jadi menyatakan hal yang sama," jelasnya.
Baca juga: 2 Jenazah Diduga Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan
Kemudian juru minyak segera berlari keluar dari kamar mesin.
Sedangkan mualim jaga memerintahkan awak kapal untuk membantu penumpang mengenakan life jacket dan persiapan evakuasi.
Sementara nakhoda yang saat itu sedang beristirahat segera dibangunkan oleh mualim jaga.
Kemudian nakhoda segera mengambil alih kemudi dan memancarkan berita mara bahaya di radio frekuensi 16.
Kendaraan di bagian belakang kapal bergeser dan bertumpu ke sisi kanan di mana hal itu menyebabkan kapal semakin terus bertambah kemiringan sebelah kanan.
"Pada awalnya dalam keadaan masih perlahan-lahan kemudian semakin cepat. Beberapa menit setelah panggilan darurat, kapal mulai tenggelam dengan kondisi buritan atau bagian belakang kapal tenggelam terlebih dahulu sambil miring ke kanan," bebernya.
Baca juga: Lokasi Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Belum Ditemukan, Pangkoarmada II: Arus Selat Bali Unik
Beberapa kapal lain yang berada dekatnya kesulitan untuk membantu evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya karena kondisi gelap.
Kapal Gilimanuk I dan Tunuh Pratama 3888 yang juga ada di sekitar lokasi mencoba menyorot lampu ke arah Tunu Pratama Jaya.
Namun kesulitan untuk mengenali objek terapung karena dalam kondisi gelap.
KMP Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 53 penumpang dan 12 ABK/kru serta 22 kendaraan itu mengalami kecelakaan laut dan tenggelam di Selat Bali.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang