Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SPMB SD di Madiun, Hanya 8 Sekolah yang Memenuhi Kuota Pendaftar

Kompas.com, 26 Juni 2025, 12:23 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, untuk jenjang sekolah dasar (SD) sudah ditutup. Hasilnya, dari 405 SD, sebanyak 397 sekolah dasar kekurangan siswa baru.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Mochammad Hasan yang dikonfirmasi Kamis (26/6/2025), menyatakan, dari 450 SD, hanya delapan sekolah yang memenuhi kuota pendaftar.

"Dari 405 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Madiun, yang memenuhi pagu hanya delapan sekolah. Selebihnya 397 SD kekurangan pendaftar siswa baru,” Hasan.

Baca juga: Sepekan Jelang Pulang ke Tanah Air, Jemaah Haji Tertua Asal Madiun Meninggal Dunia di Makkah

Mirisnya lagi, kata Hasan, sebanyak 32 SD di Kabupaten Madiun pendaftarnya kurang dari lima siswa. Kendati siswa yang diterima sedikit, 32 SD itu tetap menyelenggarakan kegiatan belajar dan mengajar seperti biasa.

“Dari 397 sekolah dasar yang minim siswa baru, sebanyak 32 sekolah di antaranya jumlah pendaftarnya kurang dari lima orang,” jelas Hasan.

Sementara itu, untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP), terdapat 45 sekolah yang masih belum memenuhi pagu dari 51 SMP negeri yang ada di Kabupaten Madiun.

“Dari 51 SMP, yang sudah memenuhi pagu baru enam sekolah. Enam SMP itu malah melebihi dari kuota yang disediakan," jelas Hasan.

Baca juga: Pemkot Madiun: Kita Sudah WFA, ASN Gagal Penuhi Target, Remunerasi Kita Potong

Hasan mengatakan, terdapat beberapa faktor penyebab jumlah siswa baru yang mendaftar di SD negeri Kabupaten Madiun minim. Di antaranya, lulusan jenjang sebelumnya seperti TK jumlahnya sedikit.

“Selain itu sekolah yang bernaung di bawah Kementerian Agama seperti MI dan MTs pendaftarannya lebih awal. Pada bulan Februari dan Maret sudah selesai. Dan kita tidak bisa memaksakan minat dari orangtua atau siswa karena sebagian besar sudah mendaftar di MIN dan MTs sebelumnya,” ujar Hasan.

Hasan menuturkan, pihak SD dan SMP sejatinya sudah mensosialisasikan kepada masyarakat. Tak hanya itu, guru SD juga sudah melakukan pendekatan kepada guru TK hingga perangkat desa.

Sementara itu, warga yang tinggal berbatasan dengan kota banyak yang mendaftarkan anaknya di SD dan SMP di Kota Madiun.

Ia mencontohkan warga yang tinggal di Kecamatan Sawahan, Jiwan, Wungu dan Geger, banyak yang mendaftarkan anak-anaknya di SMP di Kota Madiun.

Bagi sekolah yang kelebihan pendaftar, Hasan menuturkan sekolah tersebut harus segera berkoordinasi dengan sekolah terdekat supaya calon siswa yang tidak diterima bisa ditampung di sekolah itu.

Hasan menambahkan, sesuai dengan Perbup tentang Pedoman SPMB 2025/2026, bagi sekolah yang sudah memenuhi pagu, tidak bisa menambah siswa lagi.

Sedangkan bagi siswa yang sudah diterima dijalur sebelumnya, tidak bisa mendaftar di jalur setelahnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau