Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darurat Sampah, Pemkot Madiun Gelar Upacara Hari Jadi di TPA yang Sudah Penuh

Kompas.com, 20 Juni 2025, 17:00 WIB
Muhlis Al Alawi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Memperingati Hari Jadi Ke-107, Pemerintah Kota Madiun menggelar upacara di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang sudah menggunung dengan ketinggian 20 meter, Jumat (20/6/2025).

Peringatan Hari Jadi di gunung sampah ini untuk mengingatkan adanya persoalan darurat sampah yang harus diselesaikan di Kota Madiun.

Wali Kota Madiun, Maidi menyatakan, Peringatan Hari Jadi Ke-107 ini sengaja digelar di gunung sampah lantaran TPA yang berada di Kelurahan Winongo sudah penuh.

“Harus saya ubah. Ini darurat. Sesuai dengan surat kepala dinas LH, bahwa TPA dalam kondisi darurat karena sudah penuh,” kata Maidi.

Baca juga: Hilang 3 Hari, Nenek 80 Tahun Ditemukan Tewas Gantung Diri di Hutan Pinus Nongko Ijo Madiun

Untuk itu, kata Maidi, peringatan hari jadi harus menjadi waktu yang tepat menyelesaikan persoalan lingkungan secara konkret yang terjadi masyarakat.

Persoalan itu di antaranya TPA yang sudah penuh hingga menggunung setinggi 20 meter.

“Kita ulang tahun bukan untuk hura-hura, tapi menyemangati untuk menyelesaikan masalah (sampah). Masalah ini dari masyarakat, untuk masyarakat, dan kita selesaikan bersama,” ujar Maidi.

Ia mengatakan, berdasarkan sambutan menteri lingkungan hidup pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia, TPA yang ada di Indonesia tahun 2028 akan penuh.

Untuk itu, agar tidak menjadi persoalan ke depan, masalah TPA sampah yang penuh harus diselesaikan.

Mantan Sekda Kota Madiun itu menargetkan, tahun 2027 daerahnya sudah menjadi zero sampahnya.

Baca juga: Pemkot Madiun: Kita Sudah WFA, ASN Gagal Penuhi Target, Remunerasi Kita Potong

Tak hanya itu, TPA yang sampahnya sudah menggunung akan ditutup untuk dijadikan tempat wisata lingkungan.

“Saya akan jadikan gunung sampah menjadi wisata edukatif, lengkap dengan kawasan petik buah, dan ruang terbuka hijau. Nanti gunung sampah akan dijadikan Piramida Giza,” kata Maidi.

Ia menargetkan, pembangunan gunung sampah menjadi Piramida Giza akan selesai tahun depan.

Bagi Maidi, bila mencari TPA baru seluas enam hektar maka akan mengeluarkan anggaran yang sangat besar, yakni senilai Rp 110 miliar.

Baca juga: Sampah TPA Raberas Overload, Pemda Sumbawa Bangun TPST 

Untuk itu, ia lebih memilih mengoptimalkan pembangunan TPS dibeberapa titik yang dilengkapi dengan mesin pengolah sampah.

“Pasti akan banyak pertanyaan, sampah baru dibawa ke mana setelah TPA ditutup. TPS akan dibangun menjadi lebih besar. Nanti akan ada mesin pemusnah sampah, sehingga tidak perlu dibawa ke TPA lagi,” tutur Maidi.

Ia mengatakan, pengelolaan sampah yang optimal di TPS juga akan mendukung berkembangnya pariwisata di Kota Madiun.

Sebab, truk sampah yang biasa mengangkut sampah dari TPS ke TPA tak akan lagi melewati tempat-tempat wisata yang ramai dikunjungi warga.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau