Ia juga berjanji akan terus mengawal kasus tersebut bersama para korban serta menyediakan kuasa hukum gratis.
“Kita siapkan lawyer juga nanti ya. Wis, nanti kita laporkan ke kepolisian. Kita ke sini baik-baik, negosiasi, mediasi, tapi mereka kabur. Ya enggak apa-apa, yang penting sudah tahu kantornya,” ucapnya.
Sementara itu, Ikke, salah seorang korban menjelaskan bahwa pertama kali mengetahui Surya Mandiri Tour & Travel dari promosi iklan di Instagram yang menawarkan travel dengan harga murah.
“Sudah lihat iklannya di IG, dia itu modelnya kadang-kadang ada flash sale. Misalnya tinggal sisa tiga seat terakhir, atau ada 10 seat pertama, itu dia dipromokan banget,” ucap Ikke.
Sebelumnya, Ikke juga pernah mengikuti travel dengan harga murah dari perusahaan lain dan memang benar-benar terwujud.
Akhirnya, kali ini ia mencoba kembali untuk booking travel tujuan ke Nusa Penida, Bali untuk keberangkatan tanggal 2 Maret 2024 seharga Rp 598.000.
Namun, setelah pembayarannya lunas, pada saat hari H keberangkatan, pihak travel tiba-tiba menghilang, tidak ada konfirmasi, dan sangat susah dihubungi.
“Terus baru saya dengar ramai itu, baru saya konfirmasi, ternyata ini memang penipuan, ya enggak jadi berangkat,” ucapnya.
Kemudian, Ikke membuat grup dengan para korban lainnya yang mencapai sekitar 800 orang untuk melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.
“Awalnya itu jumlah korban yang di grup itu ada 800 orang, tapi mungkin karena makin ke sini semakin capek juga jadi yang aktif sekarang ada sekitar 203 orang,” ucapnya.
Ia menyebut, korban tidak hanya berasal dari Surabaya, tetapi juga Malang, Pasuruan, hingga Semarang dengan total kerugian mencapai Rp1,1 miliar.
“Kalau kerugian saya masih termasuk kecil, ada korban lain yang sampai Rp 17 juta, Rp 21 juta,” katanya.
Selain itu, ia mengungkapkan, ada beberapa korban lain juga tertipu hingga berangkat ke Bali.
Baca juga: Cak Ji Bersama Wakil Bupati Sidoarjo Bantu Warga yang Tertipu Pembelian Rumah Rp 1,2 Miliar
Namun, akhirnya tidak bisa kembali karena ternyata pihak travel belum membayarkan uangnya.
“Bahkan ada yang ke Bali sampai enggak bisa pulang, dikunci di hotel karena ternyata pihak travel belum membayar hotelnya. Akhirnya orang-orang urunan untuk bayar bis, pulang sendiri,” ujarnya.