Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang

Kompas.com, 11 Desember 2025, 22:35 WIB
Miftahul Huda,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Muhammad Hasan, warga Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, salah satu terduga pelaku pencurian sepeda motor yang membacok polisi saat hendak diamankan mengaku bahwa dirinya hanya ikut-ikut.

Sebelumnya, Aiptu Kurniawan dan satu anggota Satreskrim Polres Lumajang melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku pencurian yang dicurigai hendak beraksi.

Namun, saat hendak ditangkap, dua terduga pelaku melakukan perlawanan dan membacok Aiptu Kurniawan.

Hasan mengatakan, saat itu, dia hanya diajak oleh rekannya yang bernama Agus untuk mencuri sepeda motor di sekitar Kecamatan Lumajang.

"Saya tadi jualan alpukat terus dijemput Agus diajak (mencuri)," kata Hasan di Mapolres Lumajang, Kamis (11/12/2025).

Baca juga: Aiptu Kurniawan Tak Bawa Senjata Saat Dibacok Pencuri yang Hendak Ditangkap di Lumajang

Hasan mengungkapkan, saat itu, dia dan temannya tepergok oleh Polisi saat hendak beraksi. Sehingga melarikan diri menggunakan sepeda motor sampai akhirnya terjatuh gara-gara menabrak siswa SMK 2 Lumajang di sekitar Jalan Gajah Mada.

"Mau mencuri di dekat lampu merah, belum dibawa motornya baru dipegang terus dikejar buser (polisi)," ujar Hasan.

Kemudian, dia mengaku memang sengaja membawa senjata tajam berupa celurit dari rumah untuk berjaga-jaga, bukan untuk melukai polisi.

"(Bawa celurit) bilangnya Agus takut ada Alim, tadi itu bawa celurit buat jaga-jaga," katanya.

Namun, menurut Hasan, yang melakukan pembacokan terhadap Aiptu Kurniawan saat hendak ditangkap adalah Agus, rekannya yang kini melarikan diri.

Baca juga: Tepergok Saat Hendak Mencuri, Pelaku Bacok Polisi di Lumajang

Dia pun mengaku tidak mengetahui alasan Agus sampai menyabetkan senjata tajam ke arah Polisi.

"Tidak tahu Agus kenapa sampai bacok Polisi, punya saya celuritnya langsung dibuang," ujar Hasan.

Untuk diketahui, Aiptu Kurniawan kini harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haryoto Lumajang.

Pasalnya, Aiptu Kurniawan mendapatkan tiga luka bacok di tubuhnya, yakni pada bagian perut sebelah kiri, tangan kanan, dan kepala.

Sementara itu, satu pelaku lainnya atas nama Agus, warga Kecamatan Ranuyoso, masih dalam proses pengejaran oleh Satreskrim Polres Lumajang.

Baca juga: Aiptu Kurniawan Alami Luka Bacok di Perut dan Tangan saat Hendak Tangkap Pencuri di Lumajang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau