Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Total Kerugian Korban Rp 1 M, Armuji Sidak Surya Mandiri Tour & Travel atas Dugaan Penipuan tetapi Tak Dibukakan Pintu

Kompas.com, 25 Juni 2025, 15:32 WIB
Azwa Safrina,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Surya Mandiri Tour & Travel atas dugaan penipuan travel, Rabu (25/6/2025).

Sebelumnya, Santi, salah seorang korban melapor ke Rumah Aspirasi Armuji pada Selasa (24/6/2025), yang mengaku sebagai korban penipuan travel senilai Rp 16,6 juta.

“Saya sudah transfer lunas tapi sewaktu hari H tiba-tiba dari pihak travel nge-cancel. Kalau saya pribadi kerugiannya sampai Rp 16,6 juta,” ungkapnya kepada Armuji atau Cak Ji

Ia menuturkan, total korban mencapai sekitar 200 orang dengan total kerugian mencapai sekitar Rp 1,1 miliar. 

“Sewaktu saya awal-awal gabung ke grup itu total korbannya ada sekitar 400 orang, tapi sekarang yang aktif ada sekitar 200 orang. Kami sudah berkali-kali mencoba ke sana, awalnya diterima baik, tapi setelah itu enggak dibukakan pintu lagi,” katanya. 

Baca juga: Warga Surabaya Adukan Penipuan Travel hingga Gaji yang Tidak Dibayar ke Armuji

Menanggapi aduan tersebut, Cak Ji melakukan sidak ke lokasi kantor perusahaan travel di Jalan Kejawan Putih Tambak 20/1, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya pada hari ini. 

Pantauan Kompas.com, sekitar pukul 09.00 WIB, Cak Ji bertemu dengan para korban yang berjumlah sekitar 200 orang, ketua RW, beserta lurah.

Cak Ji mencoba untuk menemui pemilik, tetapi pintu perusahaan tetap tidak dibuka dan dalam keadaan terkunci rapat.

“Jadi kan kegiatan-kegiatan seperti ini, biar warga Surabaya atau yang lainnya tahu bahwa yang berkedok dengan adanya tour travel ini yang menawarkan biaya yang cukup sangat rendah, ojok percoyo (jangan percaya). Ujung-ujungnya korbannya kayak gini,” tutur Cak Ji.

“Kalau ibunya (pemilik perusahaan) tadi saya lihat dari pasar terus langsung lari ke sana,” ungkap salah seorang korban.

Pihak ketua RW pun juga mencoba menelepon pemilik travel, tetapi tidak diangkat.

“Ini nomor telepon ibunya, bapaknya aktif semua, cuma memang enggak diangkat,” kata ketua RW.

Setelah Armuji menunggu beberapa saat, pihak perusahaan tetap tidak bisa ditemui.

Akhirnya, Cak Ji berjanji akan melakukan pemanggilan kedua kepada Surya Mandiri Tour & Travel untuk dimediasi di Rumah Aspirasi bersama lurah dan ketua RW setempat.

“Ya wis, nanti kita koordinasi lagi sama Pak RW, kalau dia (pemilik perusahaan) sudah siap, kita undang di Rumah Aspirasi. Tapi kalau dia enggak mau proaktif, dia enggak mau diajak negosiasi, wis lebokno ke lapor polisi ae,” tutur Cak Ji.

Baca juga: Armuji Sidak Kasus Penipuan 150 Kavling, Pelaku Justru Kabur Setelah Menantang

Ia juga berjanji akan terus mengawal kasus tersebut bersama para korban serta menyediakan kuasa hukum gratis.

“Kita siapkan lawyer juga nanti ya. Wis, nanti kita laporkan ke kepolisian. Kita ke sini baik-baik, negosiasi, mediasi, tapi mereka kabur. Ya enggak apa-apa, yang penting sudah tahu kantornya,” ucapnya. 

Sementara itu, Ikke, salah seorang korban menjelaskan bahwa pertama kali mengetahui Surya Mandiri Tour & Travel dari promosi iklan di Instagram yang menawarkan travel dengan harga murah.

“Sudah lihat iklannya di IG, dia itu modelnya kadang-kadang ada flash sale. Misalnya tinggal sisa tiga seat terakhir, atau ada 10 seat pertama, itu dia dipromokan banget,” ucap Ikke.

Sebelumnya, Ikke juga pernah mengikuti travel dengan harga murah dari perusahaan lain dan memang benar-benar terwujud.

Baca juga: Mediasi Kasus Rumah Cessie PT Surya Gemilang Multindo, Armuji Imbau Masyarakat Tak Mudah Tergiur Promosi

Akhirnya, kali ini ia mencoba kembali untuk booking travel tujuan ke Nusa Penida, Bali untuk keberangkatan tanggal 2 Maret 2024 seharga Rp 598.000.

Namun, setelah pembayarannya lunas, pada saat hari H keberangkatan, pihak travel tiba-tiba menghilang, tidak ada konfirmasi, dan sangat susah dihubungi.

“Terus baru saya dengar ramai itu, baru saya konfirmasi, ternyata ini memang penipuan, ya enggak jadi berangkat,” ucapnya.

Kemudian, Ikke membuat grup dengan para korban lainnya yang mencapai sekitar 800 orang untuk melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.

“Awalnya itu jumlah korban yang di grup itu ada 800 orang, tapi mungkin karena makin ke sini semakin capek juga jadi yang aktif sekarang ada sekitar 203 orang,” ucapnya. 

Ia menyebut, korban tidak hanya berasal dari Surabaya, tetapi juga Malang, Pasuruan, hingga Semarang dengan total kerugian mencapai Rp1,1 miliar. 

“Kalau kerugian saya masih termasuk kecil, ada korban lain yang sampai Rp 17 juta, Rp 21 juta,” katanya. 

Selain itu, ia mengungkapkan, ada beberapa korban lain juga tertipu hingga berangkat ke Bali.

Baca juga: Cak Ji Bersama Wakil Bupati Sidoarjo Bantu Warga yang Tertipu Pembelian Rumah Rp 1,2 Miliar

Namun, akhirnya tidak bisa kembali karena ternyata pihak travel belum membayarkan uangnya.

“Bahkan ada yang ke Bali sampai enggak bisa pulang, dikunci di hotel karena ternyata pihak travel belum membayar hotelnya. Akhirnya orang-orang urunan untuk bayar bis, pulang sendiri,” ujarnya. 

Ada juga, Prinka, korban lainnya telah ditipu sebesar Rp 7 juta untuk perjalanan travel ke Labuan Bajo, NTT pada tahun 2023.

“Awalnya itu saya sama mama juga pernah ambil travel ke Dieng dari travel ini dan benar-benar berangkat, akhirnya kita percaya. Tapi sewaktu yang ke Labuan Bajo uangnya gak kembali sampai sekarang,” ujarnya.

Prinka juga sudah mencoba berkali-kali untuk berkomunikasi dengan pihak travel tetapi tidak pernah berhasil.

Bahkan, setiap kali dia mendatangi kantor travel tersebut, selalu tidak dibukakan pintu.

Sementara itu, aktivitas travel dan promo di media sosial terus berjalan.

“Orangnya itu sendiri juga enggak punya itikad baik, tapi kenyataannya aktivitas travelnya di Instagram itu masih berjalan," katanya. 

Tidak hanya itu, beberapa fasilitas yang tertera di poster juga seringkali berbeda jauh dengan yang didapatkan saat di lapangan.

“Kita juga pernah sebelumnya ke Telaga Menjer itu juga enggak sesuai sama ada tuang di poster. Kita masuk ke tempat wisatanya masih harus bayar, naik kapalnya bayar lagi, beda banget sama yang ditawarkan,” ucap dia.

Baca juga: Singgung Penipuan yang Catut Nama Institusi, KSP Tegaskan Tak Ada Anggotanya Terlibat Bisnis

Pada kesempatan yang sama, lurah Kejawan Putih Tambak menyarankan bahwa kasus ini harus segera dilaporkan ke kepolisian karena termasuk ke dalam ranah penipuan.

“Kasus ini harus dilaporkan ke kepolisian dulu, harus ada SPKT (Surat Tanda Penerimaan Laporan) Polsek, harus ada bukti fisiknya karena termasuk ranah penipuan,” ucapnya.

Apabila bukti fisik dari kepolisian sudah diterima, kasus tersebut dapat dilanjutkan ke Cak Ji.

“Lah, tadi enggak ada bukti fisiknya, jangan hanya lisan. Kalau ada bukti fisik pelaporan dari polisi, itu bisa ditunjukkan,” katanya. 

Akhirnya, para korban berencana untuk langsung melapor ke Polres Mulyorejo untuk memproses perkara lebih lanjut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Surabaya
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Surabaya
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
Surabaya
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Surabaya
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Surabaya
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau