Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Jalan Utama Ditutup Dampak Pembangunan Tol Ki Agung, Warga Manyaran Demo

Kompas.com, 16 Juni 2025, 20:06 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

KEDIRI, KOMPAS.com - Pembangunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung atau Ki Agung mendapat resistensi dari warga Kabupaten Kediri yang merasakan kerugian.

Senin (16/6/2025), puluhan warga Dusun Kasihan, Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri menggelar aksi menolak penutupan akses jalan untuk proyek tol.

Mereka menuntut agar Jalan Teratai yang merupakan jalur vital yang menghubungkan wilayah mereka dengan Kota Kediri tidak ditutup akibat proyek pembangunan Jalan Tol Ki Agung.

Baca juga: Kemacetan Parah di Sawangan Depok Dipicu Ruas Jalan Sempit dan Akses Tol

Dengan membawa spanduk berisi berbagai tuntutan, warga menyuarakan keresahan atas dampak penutupan jalan tersebut.

Jalan Teratai selama ini menjadi akses utama warga untuk berangkat ke sekolah, bekerja, dan berjualan.

Mereka menyebut penutupan akses untuk proyek tol itu tidak hanya merepotkan, tetapi juga menimbulkan kerugian secara ekonomi.

"Warung-warung menjadi sepi karena jalan diputus. Anak-anak sekolah pun harus memutar lebih jauh, padahal sebelumnya hanya perlu 1,5 KM. Sekarang bisa sampai 3 KM," ucap Suparmin, salah satu warga.

Baca juga: Rincian Tarif Arus Balik di Tol Jawa Setelah Diskon 20 Persen

Menurut Suparmin, warga tidak menolak pembangunan jalan tol namun mereka meminta agar ada solusi nyata yang tidak merugikan masyarakat sekitar.

Ia menyebut, jalur alternatif yang ditawarkan justru semakin menyulitkan dan menambah pengeluaran untuk bahan bakar kendaraan.

"Kami berharap ada terowongan atau jalur pengganti yang tidak memaksa warga memutar terlalu jauh. Kalau tidak bisa, arahkan akses jalan ke Selatan tol, jangan ke Utara yang tembus Wonosari," jelasnya.

Aksi ini akhirnya direspons melalui mediasi yang dilakukan antara warga, pemerintah desa, dan pelaksana proyek tol.

Dalam kesepakatan awal, jalan yang sebelumnya ditutup akan dibuka kembali sementara waktu hingga ada keputusan resmi dari Pemkab Kediri.

Kepala Desa Manyaran, Budiharjo menyampaikan bahwa warga juga meminta agar jam kerja proyek dibatasi maksimal hingga pukul 22.00 WIB.

Pelaksana juga rutin membersihkan jalan yang terkena lumpur atau material.

"Sementara waktu jalan dibuka, sambil menunggu hasil musyawarah lebih lanjut dengan pemkab. Terkait rencana terowongan atau flyover, warga minta pembongkaran permanen ditunda dulu," terang Budiharjo.

Baca juga: Musim Liburan, Kampung Inggris Kediri Diserbu Pelajar

Kontraktor pelaksana, PT Hastari membenarkan bahwa penutupan jalan dilakukan berdasarkan desain teknis dari tim konsultan proyek dan bukan keputusan sepihak.

"Kami punya izin dari Dishub, PU, dan kelurahan. Tetapi setelah eksekusi lapangan, muncul penolakan. Maka kami hentikan sementara dan beri akses motor," kata Bima, Humas PT Hastari.

Bima menambahkan bahwa seluruh proses konstruksi telah mengikuti perencanaan resmi.

"Kami bekerja sesuai desain. Kami tidak punya wewenang untuk mengubah tanpa persetujuan tim konsultan atau pemerintah," imbuhnya.

Baca juga: BPK Jatim Konservasi Gua Selomangleng Kediri

Menanggapi polemik tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Kediri, Sukadi menegaskan, pemkab siap memfasilitasi penyelesaian persoalan dengan mempertemukan seluruh pihak.

"Karena wilayah terdampak ini juga berada di area Kota Kediri, maka koordinasi lintas daerah sangat penting. Kami akan segera menggelar rapat dengan PT Hastari, konsultan, Pemkot, dan perwakilan warga," ujar Sukadi.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Merasa Dirugikan, Warga Desa Manyaran Tolak Penutupan Jalan Untuk Proyek Tol Kediri-Tulungagung.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau