SURABAYA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Jawa Timur mengamankan 2.307 tersangka kasus premanisme dalam dua pekan selama Operasi Pekat II Semeru.
Polda Jatim menggelar Operasi Pekat II Semeru sejak 1-14 Mei 2025.
Dalam kurun waktu tersebut, polisi mengungkap sebanyak 1.863 kasus premanisme.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengatakan, Operasi Pekat II Semeru difokuskan untuk memberantas tindak kejahatan premanisme.
"Penyelenggaraan operasi ini dalam rangka menindak dan menanggulangi gangguan keamanan berupa kejahatan terkait aksi premanisme yang meresahkan masyarakat," katanya, Jumat (16/5/2025).
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jatim, Kombes Pol Farman, menegaskan, 2.307 tersangka yang ditangkap terdiri dari berbagai tindak kriminalitas. Mulai dari gangster, pemalakan, penganiayaan, debt collector, kejahatan jalanan, pungli, dan konflik antar-kelompok.
“Adapun modus operasinya yakni aniaya kelompok perguruan pencaksilat atau gangsters, pemerasan atau pemalakan, debt collector, aniaya antar-kelompok, dan street crime,” terangnya.
Baca juga: Geledah Sentoso Seal Milik Diana, Polda Jatim Temukan Ijazah Eks Karyawan
Kendati demikian, Farman menegaskan bahwa ribuan tersangka yang melakukan tindakan kriminal ini tidak terafiliasi dengan organisasi masyarakat (ormas).
“Kelompok yang kami lakukan sementara tidak ada yang terafiliasi dengan ormas, pungli sebagian dilakukan oleh kelompok-kelompok gangster, kemudian ada juga perkelahian antar-kelompok pencak silat,” ujarnya.
Semua tersangka dijerat dengan Pasal 368 KUHP, Pasal 335 KUHP, Pasal 170 KUHP, serta Pasal 251 KUHP.
Diketahui, dalam operasi ini Polda Jatim menerjunkan 275 personel dari Satgas Polda Jatim dan 2.566 personel dari Satgas Satwil Jajaran.
“Operasi ini untuk menindak dan menanggulangi gangguan keamanan berupa kejahatan terkait dengan aksi premanisme yang meresahkan masyarakat guna mewujudkan Sitkamtibmas yang kondusif dan tidak terganggunya iklim investasi di wilayah Jawa Timur,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang