LUMAJANG, KOMPAS.com - Kabut masih menyelimuti Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, saat anak-anak bersiap pergi ke sekolah.
Dusun yang terisolir ini, terletak di seberang Sungai Regoyo, memiliki setidaknya 40 siswa sekolah dasar yang harus menyeberangi aliran lahar untuk mencapai tempat belajar mereka.
Pukul 06.00 WIB, anak-anak mulai berangkat menuju Dusun Sumberkajar, lokasi sekolah mereka yang berjarak 3,5 kilometer.
Meskipun jaraknya tidak jauh, mereka harus melewati jalan makadam dan jutaan kubik material vulkanik Gunung Semeru yang memenuhi Sungai Regoyo.
Baca juga: Saat Warga Belanja di Tengah Sungai karena Dusunnya Terisolasi akibat Banjir Lahar Semeru
Saat mendekati bibir sungai, anak-anak yang awalnya mengenakan seragam lengkap harus melepas sepatu dan menentengnya.
Di lokasi tersebut, tidak terdapat jembatan kering, hanya ada jembatan limpas yang tertutupi material pasir dan batu sisa banjir lahar.
Dengan demikian, mereka harus melintasi derasnya arus Sungai Regoyo untuk mencapai seberang.
Para orang tua siswa pun bersiaga, siap menggendong anak-anak mereka melintasi aliran yang cukup deras.
Biasanya, anak-anak ini berangkat sendiri tanpa diantar orang tua, namun setelah terjadinya banjir lahar akibat hujan di Gunung Semeru pada Rabu (14/5/2025), jembatan limpas tertutup material pasir dan batu.
Baca juga: Antisipasi Banjir Lahar Susulan, Penambang Pasir di Lumajang Sukarela Alihkan Arus Sungai
Hal ini membuat para orang tua khawatir akan keselamatan anak-anak mereka, sehingga mereka harus mengantar atau bahkan menggendongnya sampai ke seberang sungai.
"Mau ke sekolah, gak takut menyeberang lahar, tadi sama bapak, iya ditenteng takut basah sepatunya, nanti dipakai lagi," kata Yudis, salah satu siswa SDN 3 Jugosari, Kamis (15/5/2025).
Tidak hanya saat berangkat, orang tua siswa juga harus bersiaga di pinggir sungai saat jam pulang sekolah.
Jika cuaca mendung atau hujan, siswa dan orang tua sering kali harus menunda pulang hingga banjir surut.
"Nanti jemput juga, kalau pas pulang itu banjir ya harus nunggu dulu sampai reda," ujar Yanti, salah satu orang tua siswa.
Baca juga: Banjir Lahar Gunung Semeru, 130 KK di Dusun Sumberlangsep Lumajang Terisolasi
Sebagai informasi, anak-anak di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, harus bersekolah di Dusun Sumberkajar yang terletak di seberang sungai.
Satu-satunya akses jalan yang bisa ditempuh adalah melalui jembatan limpas di atas Sungai Regoyo, yang biasa dilalui lahar hujan Gunung Semeru.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang