PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menekankan perlunya sinergi antarlevel pemerintahan untuk menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Probolinggo.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024, angka kemiskinan di daerah tersebut mencapai 69,9 persen, menempatkan Probolinggo di peringkat keempat se-Jawa Timur.
"Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo peringkat keempat di Jatim," ungkap Gus Ipul, sapaan akrabnya, saat memberikan keterangan di Pendapa Prasaja Ngesti Wibawa, Rabu (14/5/2025).
Gus Ipul menjelaskan bahwa total anggaran bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Probolinggo mencapai Rp 532,884 miliar. Ada 142.559 keluarga penerima manfaat (KPM).
Sementara itu, penerima bantuan iuran (PBI) mencapai Rp 321,923 miliar untuk 638.738 jiwa.
Data menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Probolinggo mencapai 175.231 jiwa di mana Kecamatan Krucil mencatat jumlah tertinggi, yaitu 21.951 penduduk miskin.
Diikuti Kecamatan Tiris dengan 13.712 penduduk miskin dan Kecamatan Gading dengan 11.843 penduduk miskin.
Menurut Gus Ipul, penanggulangan kemiskinan harus menjadi tanggung jawab bersama.
“Gus Haris baru dilantik bersama wakil bupati tiga bulan terakhir. Sekarang sedang disusun rencana, dan saya yakin kalau kita kerja sama, insyaallah kemiskinan akan turun tajam dan kesejahteraan masyarakat meningkat secara terukur,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tidak ada program baru yang akan diluncurkan, melainkan akan mengoptimalkan dan mengefektifkan program yang sudah ada.
“Kami akan gunakan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) secara tepat sasaran, dan memperkuat pemberdayaan masyarakat."
Baca juga: Ini Pasal yang Menjerat Pasangan Remaja Mesum hingga Videonya Viral di Probolinggo
"Kalau sinergi program antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah berjalan baik, maka dampaknya akan signifikan terhadap penurunan kemiskinan,” tambahnya.
Gus Ipul juga menyoroti kondisi penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur.
Meskipun persentase kemiskinan di provinsi ini lebih rendah dibandingkan angka nasional, secara absolut, Jawa Timur masih termasuk dalam tiga provinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi.
Hal ini disebabkan oleh konsentrasi penduduk yang tinggi di provinsi-provinsi besar.