Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Eri Cahyadi dan Emil Dardak Digoda Bima Arya Maju Pilkada Jatim 2029

Kompas.com, 9 Mei 2025, 07:33 WIB
Icha Rastika

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto seolah menggoda Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak agar menengok peluang ikut dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2029.

Kode ini dilontarkan Bima dalam pembukaan Musyawarah Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Munas Apeksi) VII di Surabaya, Kamis (8/5/2025).

Pada kesempatan tersebut, Cak Eri yang juga Ketua Dewan Apeksi hadir bersama Emil Dardak yang mewakili Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Menurut Bima Arya, keduanya merupakan figur muda yang sama-sama berpeluang maju dan memimpin Jatim pada kontestasi politik daerah mendatang.

Apalagi, keduanya sama-sama telah menjabat selama dua periode di posisi masing-masing. 

"Cak Eri menjadi wali kota dua periode, usia 47 tahun. Mas Emil Dardak Wagub Jatim sudah 2 periode, usia 40 tahun. Rasanya pada 2029, panggung Pilkada Jatim akan sangat menarik," kata Bima Arya dalam forum yang dihadiri 98 wali kota anggota Apeksi se-Indonesia itu.

Baca juga: KPU Tetapkan Khofifah-Emil Pemenang Pilkada Jatim 2024

Eri Cahyadi yang saat ini merupakan kader PDI Perjuangan bisa maju sebagai calon gubernur maupun wakil gubernur.

Adapun Emil yang juga Ketua DPD Demokrat Jawa Timur berpeluang naik sebagai calon gubernur.

Menurut Bima Arya yang juga politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini, keduanya bisa juga berpasangan sebagai cagub-cawagub.

"Ada kalanya bersanding, ada kalanya bertanding," kata mantan Wali Kota Bogor tersebut.

Khofifah Indar Parawansa telah terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur untuk periode kedua.

Karenanya, pemilihan gubernur selanjutnya menjadi pertarungan terbuka bagi calon-calon pemimpin baru.

Merespons Wamendagri, Emil maupun Eri hanya melempar senyuman. Kedua figur muda tersebut tak menyampaikan sepatah kata pun.

Baca juga: Eri Cahyadi: Surabaya Pernah Punya Program Pendidikan Militer ala Dedi Mulyadi

Mempertimbangkan track record kedua figur tersebut, Bima Arya menilai, masyarakat Jawa Timur akan memiliki pemimpin yang baik apabila keduanya memang akan turun di Pilgub.

"Lihat dari gagasannya, insya Allah Jatim cerah," kata Bima Arya yang mendapat tepuk tangan peserta pertemuan.

Sebelumnya, saat memberikan sambutan sebagai Ketua Apeksi, Eri Cahyadi menyampaikan bahwa forum Munas VII Apeksi menjadi langkah sinkronisasi lintas kota dalam menjalankan program pemerintahan.

Sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat, para wali kota berkomitmen untuk menjalankan program Presiden Prabowo Subianto di masing-masing daerah.

"Fardhu ain hukumnya kita menjalankan visi dan misi wali kota agar selaras dengan visi dan misi Bapak Presiden. Sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat di pemerintah kota, ini akan menjadi kekuatan besar apabila bisa bersama," papar Cak Eri pada sambutannya.

Wagub Emil Dardak pada kesempatan tersebut menyampaikan harapan Pemrov Jatim kepada para wali kota. "Kalau para wali kota solid, insya Allah Indonesia memiliki masa depan cerah," kata Emil.

Baca juga: Soal Pencopotan Wapres Gibran, Emil Dardak: Tak Ada Alasan Substantif dan Konstitusi

Menurut Emil, kolaborasi antar-wali kota tetap memiliki tantangan, di antaranya persaingan antar-daerah.

"Kompetisi apa? Kota akan tumbuh dari ekonomi berbasis jasa dan perdagangan, utamanya. Ada kalanya pusat industri," kata Emil.

"Karenanya, kami berharap bisa menemukan titik temu. Ada kompetisi, tetapi di atas kompetisi ada kolaborasi. Kita bertanding, namun pada ujungnya kita bersanding. Inilah yang diharapkan. Kalau Apeksi solid, maka otonomi daerah akan menjadi motor penggerak dan bukan penghambat pembangunan bangsa," kata Wagub Jatim dua periode ini.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "Di Munas Apeksi di Surabaya, Cak Eri dan Emil Digoda Bertanding atau Bersanding di Pilgub Jatim 2029"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau