SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi akan tetap memberikan sanksi kepada pelatih futsal sekaligus guru yang membanting siswa SD ketika mengikuti turnamen meski laporan polisi sudah dicabut oleh korban.
Adapun korban, BAI (11), telah mencabut laporan terkait dugaan kekerasan di Mapolrestabes Surabaya.
Dia dan terlapor, BAZ (30), sepakat menyelesaikan perkara tersebut secara damai.
"Sudah saya perintahkan memberi sanksi terberat. (BAZ) bisa dikeluarkan dari pendidikan," kata Eri, ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Jumat (2/5/2025).
"Iya (tetap disanksi meski korban mencabut laporan), karena ini sudah terkait sanksi untuk PNS (pegawai negeri sipil), guru, ini marwah Surabaya," katanya.
Baca juga: Siswa SD yang Dibanting Pelatih Futsal Ternyata Tak Alami Retak Tulang Ekor
Eri mengatakan, sanksi tersebut untuk memberikan contoh kepada tenaga pendidik lainnya.
Dengan harapan, kekerasan di dunia pendidikan tidak terulang.
"Saya minta, ke inspektorat untuk memberi sanksi terberat. Karena ini jadi contoh ya, akan merusak pendidikan Surabaya, guru banyak yang baik, rusak karena 1 atau 2 orang," katanya.
Selain itu, kata Eri, hukuman tersebut juga agar tidak memberikan pengaruh buruk kepada para murid.
Dia tidak ingin anak Surabaya membenarkan adanya tindak kekerasan.
"Kalau kasih contoh koyok ngene (seperti ini) rusak kabeh (semua), akhlaknya gak onok (tidak ada), adabnya gak onok, akhirnya murid menilai lek gede (kalau dewasa) banting-banting," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, beredar video sekelompok anak mengenakan jersey hijau tampak mendatangi tenda biru.
Selanjutnya, mereka berselebrasi dengan telapak tangan di belakang telinga.
Baca juga: Kasus Siswa SD Dibanting Pelatih Lawan, Apa Risiko Retak Tulang Ekor?
Akan tetapi, seorang pria dengan kemeja dan bertopi warna hitam secara tiba-tiba berlari mendekatinya.
Lalu, dia mendorong salah satu anak-anak hingga terpental.