SURABAYA, KOMPAS.com - Sebuah insiden tragis terjadi saat pertandingan futsal antara MI Al Hidayah dan SDN Simolawang yang berlangsung pada Minggu (27/4/2025).
Video yang beredar di media sosial menunjukkan pelatih tim lawan, BAZ (33), membanting salah satu pemain MI Al Hidayah saat anak tersebut merayakan kemenangan.
Akun Instagram @surabayakabarmetro mengungkapkan bahwa pertandingan semifinal itu berlangsung normal tanpa adanya permainan kasar dari kedua tim.
"Pertandingan dimenangkan oleh MI Al Hidayah dan pemain MI Al Hidayah berselebrasi di depan penonton dan supporter sekolahan," tulis akun tersebut.
Namun, insiden tersebut menyebabkan korban mengalami trauma dan keretakan pada tulang ekornya.
Baca juga: Kasus Pelatih Futsal Banting Siswa SD Berakhir Damai, Korban Cabut Laporan
Menanggapi kejadian ini, Dr dr Kukuh Dwiputra H Sp OT Subsp PL(K), Ketua Staf Medis Departemen Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr Soetomo, Surabaya, menjelaskan risiko yang dihadapi akibat cedera tulang ekor.
"Mulai dari rasa nyeri, rasa tidak nyaman saat duduk dan beraktivitas, hingga kelumpuhan, tergantung seberapa keras hantaman dan posisi cedera," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/4/2025).
Dokter Kukuh menjelaskan bahwa jika hantaman mengenai tulang ekor paling ujung atau koksigis, hanya akan menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan.
Namun, jika hantaman mengenai tulang iskium atau bagian tengah tulang duduk, dapat menyebabkan rasa nyeri yang lebih parah.
"Apabila hantaman mengenai tulang sagum, yang terdapat sistem saraf, maka bisa berisiko mengakibatkan gangguan saraf seperti susah berkemih dan mati rasa di daerah dubur," ungkapnya.
Baca juga: Pelatih SD Banting Pemain Bocah Tim Lawan Saat Turnamen Futsal, Unesa Minta Maaf
Ia menambahkan bahwa meskipun tulang ekor termasuk tulang yang tebal dan kuat, cedera tulang ekor lebih sering terjadi pada kelompok usia lanjut.
"Maka perlu hantaman yang benar-benar kuat sampai membuat tulang ekor itu retak atau patah di usia anak-anak atau remaja," tuturnya.
Cedera tulang ekor pada anak cenderung sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4 hingga 6 minggu, asalkan tidak ada luka terbuka.
Dokter Kukuh juga memberikan beberapa langkah pertolongan pertama untuk cedera tulang ekor, antara lain: tidak menggunakan tulang ekor untuk aktivitas bertumpu, kompres dengan air dingin untuk meredakan peradangan, dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit.
Ia menekankan pentingnya edukasi kepada anak-anak untuk tidak bercanda berlebihan yang dapat membahayakan tubuh.
Baca juga: Seruan Ketua AFI Jatim Usai Insiden Futsal Usia Dini di Surabaya
"Yang sering terjadi adalah anak yang bercanda menarik kursi temannya sehingga akhirnya terjatuh. Nah, karena posisinya dia tidak siap, bisa berakibat fatal," tutupnya.
Insiden ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati saat berolahraga dan memahami cara melindungi diri dari cedera.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang