Warung soto yang dikenal dengan 'Warung Ibu Mis' itu didirikan pertama kali oleh Samuna, ibu kandung Mis Astuti, pada tahun 2004 lalu.
Namun, sejak ibunya meninggal, usaha kuliner itu diteruskan oleh Mis hingga saat ini.
"Dulu awalnya warung kecil tidak sebesar ini, tapi memang lokasinya di sini," ucap Mis kepada Kompas.com.
Seiring berjalannya waktu, warung soto mata sapi itu dikenal banyak orang.
Bahkan, legenda kuliner Indonesia, Bondan Winarno, sempat berkunjung ke warung tersebut untuk mencicipi soto mata buatan Mis.
"Alhamdulillah ini sudah dikenal banyak orang. Paling jauh itu dari Jakarta, salah satunya dulu pernah dikunjungi Pak Bondan 'maknyus' itu," tuturnya.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Dodol Ny Lauw, Dodol Khas Kota Tangerang
Meski telah berjalan selama lebih dari dua dekade dan dikenal banyak orang, Mis tetap menjaga resep asli dari ibunya.
Bahkan, tak ada satupun bumbu dan cara pengolahan yang ia ubah atau modifikasi.
"Kami mempertahankan resep itu dan tidak mengubahnya. Alhamdulillah, mulai dari anak-anak hingga dewasa tetap bisa menikmati sampai sekarang," katanya.
Dalam satu hari, Mis bisa menghabiskan 20 hingga 26 mata sapi.
Jumlah itu tergantung dari ketersediaan mata sapi di tempat jagal langganannya.
Pengunjung bisa menikmati di warung dan bisa dibungkus.
Sampai saat ini, pesanan tidak berkurang setiap hari.
"Jadi kalau di jagal itu ada 13 ekor yang disembelih, saya bisa dapat 26 mata. Rata-rata saya dapat 20 mata setiap harinya," ungkapnya.
Di warung miliknya, Mis tak hanya menjual soto mata sapi, namun juga terdapat menu lain, yakni soto usus, soto daging, rujak soto, dan rujak cingur.
Namun, dari semua pilihan menu itu, soto mata sapi menjadi primadona di warungnya.
"Pelanggan saya paling banyak beli soto mata sapi. Apalagi kalau di stadion ada pertandingan bola, banyak yang mampir ke sini cari mata sapi. Waktu itu sampai ada pesanan 50 porsi mata sapi," cerita Mis.
Untuk satu porsi soto mata sapi, pembeli cukup membayar dengan harga Rp 35.000. Sedangkan untuk soto usus dan soto daging dibanderol dengan harga Rp 25.000.
Sementara untuk rujak cingur seharga Rp 10.000 dan untuk rujak soto seharga Rp 30.000.
Salah satu penikmat soto mata sapi, Nia Karunia, mengaku baru pertama kali mencoba kudapan unik itu. Menurutnya, soto mata sapi memiliki rasa dan tekstur yang unik.
"Awalnya saya tidak berani, karena matanya utuh bulat. Setelah saya coba, rasanya enak. Kenyal seperti kikil. Tidak ada aroma prengus. Kuahnya sangat enak karena berkaldu," ucapnya.
Menurutnya, warung soto milik Mis ini menjadi salah satu pilihan kuliner saat bosan mencicipi berbagai olahan bebek yang ada di Bangkalan.
"Kalau di Bangkalan ini kan kebanyakan kuliner bebek, dengan adanya kuliner soto mata sapi ini menjadi pilihan saat bosan makan bebek," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang