Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Zainal Abidin, Sekdes Viral Asal Pasuruan Saat Umrah Ternyata Peternak Kambing

Kompas.com, 19 April 2025, 13:38 WIB
Moh. Anas,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Siang itu, Zainal Abidin (43), Sekretaris Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, yang viral karena menggendong ibunya saat tawaf dalam ibadah umrah, menengok kandang kambing miliknya.

Dengan santai, ia mengambil pakan kambing di pojok kandang untuk diberikan kepada hewan peliharaannya yang sempat ditinggalkan selama umrah.

Menjadi peternak kambing adalah usaha sampingan Zainal selain menjadi aparatur desa.

"Ini sudah saya tekuni sejak dua tahun lalu, selain menjadi sekretaris desa. Ini sangat membantu untuk penopang kebutuhan," terang Ebit, sapaan akrab Zainal Abidin, Sabtu (19/4/2025).

Baca juga: Viral Video Sekdes di Pasuruan Rela Gendong Ibu Saat Tawaf Umrah, Sempat Kelelahan

Sebelum berangkat umrah, Zainal menceritakan 19 ekor kambing terkena virus mematikan.

Bahkan, ia harus mengembalikan uang muka belasan juta rupiah pada pemesan kambing.

Ia sempat putus asa dan tidak ingin meneruskan usaha peternakan kambing.

"Ya, berkat support sahabat, kemudian memberikan masukan agar tetap meneruskan usaha peternakan kambing. Alhamdulillah, lambat laun, kambing ada yang terus beranak," ujar Ebit.

Menjelang keberangkatan umrah pada 5 April 2025 lalu, ia harus menjual beberapa ekor kambingnya untuk biaya selama di Tanah Suci, Mekkah dan Madinah.

Setelah terjual, Ebit juga membelikan beberapa barang oleh-oleh dari Mekkah sebagai kenang-kenangan untuk diberikan kepada saudara dekatnya.

Baca juga: Gendong Ibu Saat Tawaf, Sekdes di Pasuruan Ingatkan Pentingnya Hormati Orangtua

Zainal Abidin juga bercerita bahwa salah satu teman sekaligus sahabatnya, Decky Tjahjono Triyoga, seorang polisi, merupakan sosok yang terus memberi masukan agar tetap meneruskan usaha ternak kambing.

Termasuk yang memberikan bibit kambing unggulan untuk diternak hingga akhirnya anakan dari kambing tersebut banyak diminati pembeli.

"Iya, beliau (Decky) yang selalu kasih support. Termasuk yang menyuruh saya untuk umrah bersama ibu," katanya.

Seperti diketahui, Zainal Abidin (43) dan Umi Hanik (80), seorang anak dan ibu asal Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mendadak viral setelah unggahan videonya beredar luas saat melaksanakan ibadah umrah.

Zainal Abidin menggendong ibunya yang tengah melakukan tawaf.

Video yang diposting di TikTok milik akun ojinvonito77 telah dilihat lebih dari 2 juta orang.

Beragam pujian juga membanjiri akun yang sama dengan mencapai 5.700 komentar.

Bahkan, video yang berdurasi 17 detik itu lebih dari 4 ribu kali diposting ulang.

Baca juga: Viral Video Anak Gendong Ibu Tawaf di Mekkah, Kisah Zainal Abidin Tuai Haru Warganet

Ebit mengaku niat umrah sebenarnya sudah dinantikan sejak tahun 2019 lalu.

Namun, saat itu wabah Covid-19 melanda, yang harus menundanya untuk pergi umrah.

Pada 2023, setelah wabah Covid-19 berlalu, Ebit kembali berniat untuk berangkat menunaikan ibadah umrah.

Sayangnya, niat baik untuk mengajak ibunya ke Tanah Suci juga tertunda karena kondisi sang ibu sedang sakit parah.

Tepat pada tanggal 5-14 April lalu, akhirnya niat Ebit pun terlaksana.

Ia mengajak ibunya pergi umrah karena kondisi kesehatan ibunya sudah mulai membaik dan bisa berjalan walaupun harus dituntun.

"Ibu saya mau diajak umrah asal bisa menjalankan tawaf di pelataran sekitar Ka'bah dan bisa menyentuh sudut Rukun Yamani dan Multazam. Nah, itu yang membuat hati saya tergerak untuk menggendong saat menjalankan tawaf," ujarnya.

Decky Tjahjono Triyoga juga sempat mendatangi rumah Ebit dan Umi Hanik usai menjalankan umrah.

Dia mengaku bangga mempunyai teman sekaligus tetangga yang ulet itu karena jarang ditemukan seorang anak yang rela menggendong ibunya di Mekkah saat umrah atau haji.

"Saya pun terharu melihat Mas Ebit yang ikhlas menggendong ibunya saat tawaf. Banyak pesan baik dari video itu," katanya saat di rumah Ebit, Jumat (18/04/2025).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau