Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Jatuh Terempas dari Wahana Pendulum Jatim Park 1, Polisi Selidiki Apakah Ada Kelalaian

Kompas.com, 19 April 2025, 12:34 WIB
Nugraha Perdana,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Polisi masih terus menyelidiki kejadian kecelakaan wahana permainan 360° Pendulum di Jatim Park 1, Kota Batu, Jawa Timur.

Sejauh ini, polisi masih menelusuri apakah terdapat unsur kelalaian dalam peristiwa tersebut atau tidak.

Wakapolres Batu, Kompol Danang Yudanto, mengatakan, pihaknya saat ini masih mendalami kejadian tersebut dengan memintai keterangan saksi-saksi.

"Kami akan ketahui bahwasanya sesuai pasal yang kami terapkan, kelalaian ini disebabkan oleh apa, itu nanti akan terjawab ketika proses penyelidikan sudah terlaksana," kata Kompol Danang, Sabtu (19/4/2025).

Baca juga: Pelajar Jatuh dari Wahana 360° Pendulum di Jatim Park 1, Polisi Periksa 6 Saksi

Sejauh ini, polisi telah memeriksa enam saksi, yakni korban, orangtua korban, operator, kapten operator, tim medis, dan manajemen pengelolaan wisata.

Polisi telah melakukan penyelidikan dengan menerbitkan laporan polisi pada Selasa (8/4/2025).

Kemudian, olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan pada keesokan harinya.

"Karena keluarga korban masih dalam keadaan menangani korban, jadi kami terbitkan LP, laporan yang dibuat oleh petugas untuk percepatan. Tanggal 9-nya kami olah TKP, kemudian kami maraton meminta keterangan saksi-saksi," katanya.

Soal adanya penetapan tersangka atau tidak akan ditentukan saat penyelidikan selesai dilakukan.

Baca juga: Korban Jatuh dari Wahana di Jatim Park 1 Akan Dapat Trauma Healing

"Itu nanti jawabannya setelah proses penyelidikan tentunya. Kami fokusnya sekarang adalah pemulihan kesehatan dan juga pemenuhan hak-hak dari korban ini, jangan sampai ada potensi untuk itu lepas," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Rudi Kuswoyo, mengatakan wahana permainan 360° Pendulum juga telah diberhentikan operasionalnya sementara waktu hingga selesai penanganan kejadian tersebut oleh kepolisian.

"Wahananya sementara ini dihentikan karena masih proses penyelidikan hingga nanti penyidikan, demi kepentingan bersama juga," tuturnya.

"Kami harapkan jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali," katanya.

Baca juga: Viral Video Bocah Terlempar dari Wahana Pendulum 360 Jatim Park 1, Ini Kata Manajemen

Pihaknya juga akan memintai keterangan lainnya sebagai saksi untuk melihat apakah terdapat unsur kelalaian dalam kejadian tersebut.

"Koordinasi dengan Dinas Pariwisata Kota Batu juga kami lakukan supaya dapat mengingatkan juga kepada wahana-wahana tempat wisata lainnya agar tetap menjaga keamanan pengunjung yang diutamakan," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau