Salin Artikel

Kisah Zainal Abidin, Sekdes Viral Asal Pasuruan Saat Umrah Ternyata Peternak Kambing

PASURUAN, KOMPAS.com - Siang itu, Zainal Abidin (43), Sekretaris Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, yang viral karena menggendong ibunya saat tawaf dalam ibadah umrah, menengok kandang kambing miliknya.

Dengan santai, ia mengambil pakan kambing di pojok kandang untuk diberikan kepada hewan peliharaannya yang sempat ditinggalkan selama umrah.

Menjadi peternak kambing adalah usaha sampingan Zainal selain menjadi aparatur desa.

"Ini sudah saya tekuni sejak dua tahun lalu, selain menjadi sekretaris desa. Ini sangat membantu untuk penopang kebutuhan," terang Ebit, sapaan akrab Zainal Abidin, Sabtu (19/4/2025).

Sebelum berangkat umrah, Zainal menceritakan 19 ekor kambing terkena virus mematikan.

Bahkan, ia harus mengembalikan uang muka belasan juta rupiah pada pemesan kambing.

Ia sempat putus asa dan tidak ingin meneruskan usaha peternakan kambing.

"Ya, berkat support sahabat, kemudian memberikan masukan agar tetap meneruskan usaha peternakan kambing. Alhamdulillah, lambat laun, kambing ada yang terus beranak," ujar Ebit.

Menjelang keberangkatan umrah pada 5 April 2025 lalu, ia harus menjual beberapa ekor kambingnya untuk biaya selama di Tanah Suci, Mekkah dan Madinah.

Setelah terjual, Ebit juga membelikan beberapa barang oleh-oleh dari Mekkah sebagai kenang-kenangan untuk diberikan kepada saudara dekatnya.

Zainal Abidin juga bercerita bahwa salah satu teman sekaligus sahabatnya, Decky Tjahjono Triyoga, seorang polisi, merupakan sosok yang terus memberi masukan agar tetap meneruskan usaha ternak kambing.

Termasuk yang memberikan bibit kambing unggulan untuk diternak hingga akhirnya anakan dari kambing tersebut banyak diminati pembeli.

"Iya, beliau (Decky) yang selalu kasih support. Termasuk yang menyuruh saya untuk umrah bersama ibu," katanya.

Seperti diketahui, Zainal Abidin (43) dan Umi Hanik (80), seorang anak dan ibu asal Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mendadak viral setelah unggahan videonya beredar luas saat melaksanakan ibadah umrah.

Zainal Abidin menggendong ibunya yang tengah melakukan tawaf.

Video yang diposting di TikTok milik akun ojinvonito77 telah dilihat lebih dari 2 juta orang.

Beragam pujian juga membanjiri akun yang sama dengan mencapai 5.700 komentar.

Bahkan, video yang berdurasi 17 detik itu lebih dari 4 ribu kali diposting ulang.

Ebit mengaku niat umrah sebenarnya sudah dinantikan sejak tahun 2019 lalu.

Namun, saat itu wabah Covid-19 melanda, yang harus menundanya untuk pergi umrah.

Pada 2023, setelah wabah Covid-19 berlalu, Ebit kembali berniat untuk berangkat menunaikan ibadah umrah.

Sayangnya, niat baik untuk mengajak ibunya ke Tanah Suci juga tertunda karena kondisi sang ibu sedang sakit parah.

Ia mengajak ibunya pergi umrah karena kondisi kesehatan ibunya sudah mulai membaik dan bisa berjalan walaupun harus dituntun.

"Ibu saya mau diajak umrah asal bisa menjalankan tawaf di pelataran sekitar Ka'bah dan bisa menyentuh sudut Rukun Yamani dan Multazam. Nah, itu yang membuat hati saya tergerak untuk menggendong saat menjalankan tawaf," ujarnya.

Decky Tjahjono Triyoga juga sempat mendatangi rumah Ebit dan Umi Hanik usai menjalankan umrah.

Dia mengaku bangga mempunyai teman sekaligus tetangga yang ulet itu karena jarang ditemukan seorang anak yang rela menggendong ibunya di Mekkah saat umrah atau haji.

"Saya pun terharu melihat Mas Ebit yang ikhlas menggendong ibunya saat tawaf. Banyak pesan baik dari video itu," katanya saat di rumah Ebit, Jumat (18/04/2025).

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/19/133809878/kisah-zainal-abidin-sekdes-viral-asal-pasuruan-saat-umrah-ternyata-peternak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com