Namun, QAR mulai menaruh rasa curiga saat terduga dokter AY justru semakin intens melakukan chat yang mengarah ke hal-hal pribadi.
"Melalui chat-nya, orangnya tanya kabar saya, lalu tanya sudah tidur kah sambil juga menawarkan kopi. Tetapi chat itu tidak saya balas, karena saya merasa dokter kok seperti ini," katanya.
Ketika menjalani rawat inap tersebut, tiba-tiba QAR didatangi dokter AY yang melakukan kunjungan ke kamar dengan membawa stetoskop.
Padahal, saat itu QAR sedang dijenguk oleh temannya, sehingga kemudian temannya itu berpamitan pulang.
Baca juga: Dokter di RS Persada Malang Diduga Lecehkan Pasien Perempuan
Saat itulah, kata dia, dokter AY menutup semua gorden kamar inap lalu menyuruh QAR membuka baju rawat inapnya.
"Alasannya mau diperiksa, saya sudah merasa tidak nyaman. Dari situ saya mulai berpikir, kok jadi seperti ini dan hal itu membuat saya bingung sekaligus ketakutan. Saya tetap turuti," katanya.
Selanjutnya, terduga dokter AY melakukan pemeriksaan dengan stetoskop sambil melakukan tindakan tak terpuji itu.
Tidak lama kemudian, terduga pelaku mengeluarkan ponsel yang diduga digunakan untuk merekam gambar.
Setelah kejadian tersebut, keesokan harinya, QAR diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik.
"Tangan satunya memegang HP, tetapi posisi HP-nya itu mengarah. Langsung saya tarik baju ke atas dan saya bilang ke orangnya kalau mau tidur, istirahat," katanya.
Sementara itu, pihak Rumah Sakit (RS) Persada Hospital di Kota Malang, Jawa Timur menonaktifkan sementara waktu oknum dokter berinisial AY yang diduga melakukan pencabulan terhadap pasiennya.
Pihak RS juga tengah mendalami kebenaran informasi yang telah beredar di media sosial dengan saat ini masih terus mengkonfirmasi AY.
Meski begitu, pihak RS membenarkan bahwa terduga oknum dokter yang dimaksud berdasarkan informasi yang viral tersebut benar dari RS Persada Hospital di Kota Malang.
"Terkait pemberitaan yang beredar, kami mengkonfirmasi bahwa yang bersangkutan (AY) adalah dokter di Persada Hospital. Saat ini, yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi internal yang sedang berjalan," kata Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit, Rabu (16/4/2025).
Baca juga: Cerita Istri Eks Bupati Garut soal Dokter Kandungan MSF, Sering Goda Pasien dan Meresahkan
Pihak RS telah membentuk tim investigasi internal untuk menelusuri kasus tersebut secara menyeluruh.
Selain itu, pihaknya menolak tegas segala bentuk pelanggaran etik yang ada.
"Apabila terbukti bersalah, kami akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang