Meskipun begitu, tidak dipungkiri bahwa Delyma juga pernah memiliki pengalaman pahit terkait stigma terhadap ODE.
Dia menceritakan pernah dikeluarkan dari program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Semarang karena penyakit yang dideritanya.
“Awalnya saya pernah sekali kambuh di kampus karena kecapekan, terus ada dosen saya yang tahu kalau saya punya epilepsi."
"Akhirnya sewaktu ada program KKM itu saya dikeluarkan, mungkin takutnya kalau di sana saya kambuh malah bikin malu atau gimana,” kata Delyma.
Mulanya, Delyma menduduki peringkat kedua dari seluruh mahasiswa se-fakultas yang mengikuti program KKM.
Tetapi, dirinya tiba-tiba dikeluarkan dan digantikan dengan mahasiswa lain yang merupakan anak dosen, meskipun peringkatnya jauh di bawahnya.
Baca juga: VNS, Teknologi Baru untuk Penderita Epilepsi di Indonesia
“Awalnya saya kaget, kok nama saya gak ada. Lalu, ada senior saya yang beritahu ke saya kalau pak dosen itu harus cancel saya karena (saya) punya epilepsi. Ya sudah, mau bagaimana lagi,” tuturnya.
Kini, sudah sekitar 42 tahun Delyma rutin mengonsumsi obat dan melakukan penerapan 5K. Ia juga melakukan konsultasi setiap sebulan sekali.
Dia mengaku mendapatkan efek samping dari obat berupa berat badan yang semakin bertambah.
“Sejak dokter Troeboes sakit kan saya direkomendasikan beliau untuk ke dokter Wardah. Sejak itu obat saya juga diganti, tapi efek sampingnya badan saya semakin gemuk. Akhirnya ditambahkan satu obat lagi untuk mengontrol berat badan,” ucapnya.
Delyma bersyukur bahwa dia menjadi satu di antara sedikitnya ODE yang mempunyai support system yang baik. Hal tersebut yang menjadikan dirinya percaya diri dan terus berkarya tanpa ada batasan.
“Alhamdulillah dari orang tua saya tidak pernah memandang saya berbeda. Mereka selalu berusaha protect saya, tapi bukan yang overprotect dan tetap memberikan saya kebebasan."
"Itu yang mungkin juga membuat saya tetap secure dengan keadaan saya,” ungkap Delyma.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang