Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Lintas Iman Warnai Haul Gus Dur di Surabaya

Kompas.com, 20 Januari 2025, 05:47 WIB
Izzatun Najibah,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Lima perempuan lintas iman sejajar membacakan puisi karya WS Budi ST untuk mengenang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di halaman Masjid Muhammad Cheng Hoo, Surabaya.

Bukan hanya mereka yang beragama Islam, tetapi juga Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, sampai Penghayat ikut memperingati Haul Gus Dur ke-15 di Surabaya pada Minggu (19/1/2025).

Di tengah-tengah mereka, Dewa Uang berkeliling memberikan angpau sebagai simbol berbagi rezeki.

Baca juga: Pigai: Saya Satu-satunya Menteri yang Dibawa Gus Dur dari Papua

Alunan tarian barongsai pun ikut meramaikan suasana. Etnika Praise Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Waru melantunkan musik religi dengan sangat merdu.

Cerita dongeng yang dibawakan Komunitas Teman Tuli Surabaya juga membuat penonton kagum.

Peringatan ini sengaja dikemas oleh GUSDURian Surabaya untuk mengenang perjuangan Presiden Indonesia ke-4 dalam merangkul semua golongan.

“Kita melihat orang yang hadir di sini dengan latar belakang berbeda-beda. Tapi kita merasa menjadi satu bagian yang tak terpisahkan,” kata Koordinator Jaringan GUSDURian Nasional, Alissa Wahid.

Baca juga: Ungkit Gus Dur Susah Payah Pisahkan Polri dari TNI, Yenny Wahid: Supaya Polisi Lindungi Rakyat, Bukan Menindas

Putri sulung Gus Dur tersebut mengapresiasi keinginan masyarakat lintas iman di Surabaya yang hadir untuk ikut memperingati 15 tahun kepergian ayahnya.

“Tidak ada yang datang karena paksaan ataupun gengsi. Tapi semua datang karena ingin berada bersama-sama,” terang Alissa.

Dia pun mengenang nilai-nilai perjuangan yang ditanamkan Gus Dur selama menjabat sebagai Presiden Indonesia, terutama dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat minoritas kala itu.

“Harapannya para politisi dan pejabat bisa mengambil inspirasi dari Gus Dur, bergerak berdasarkan hati nurani, bukan kekuasaan,” tuturnya.

Selaras dengan Alissa, eks Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, ikut menyampaikan pesannya.

“Gus Dur sungguh-sungguh menjaga dan merawat negara Indonesia dalam pluralisme,” kata Mahfud MD.

Sebagai Menteri Pertahanan di era pemerintahan Gus Dur, Mahfud MD mengingat masalah intoleransi yang diperjuangkan Gus Dur saat itu. Menurutnya, kini sudah jauh membaik.

“Sekarang pluralisme sudah cukup bagus, dalam artian konflik antar-golongan sudah lumayan (membaik),” tuturnya.

Meski begitu, Mahfud mengakui bahwa berdasarkan hasil survei, kualitas demokrasi dan penegakan hukum di Indonesia masih buruk.

“Yang selalu ditegakkan Gus Dur kan pluralisme, penegakan kesamaan hak, dan kedaulatan hukum yang sekarang ini masih agak bermasalah, tapi tidak apa-apa, namanya juga proses,” tandasnya.

Berbicara soal Gus Dur, presiden yang dijuluki Bapak Pluralisme ini memiliki kedekatan khusus di hati masyarakat Tionghoa di Indonesia.

Faktor inilah yang menjadi alasan bagi GUSDURian Surabaya untuk memperingati Haul Gus Dur di Masjid Muhammad Cheng Hoo.

“Tempat ini menunjukkan ciri khas Tionghoa, tapi bukan kelenteng, melainkan masjid,” kata Ketua Pelaksana Peringatan Haul Gus Dur ke-15 Surabaya, Fathurrahman (28).

Dihadiri sekitar 500 orang dengan berbagai latar belakang, peringatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk ikut bergerak saling menghormati perbedaan.

“Untuk memotivasi teman-teman muda agar seperti apa sih mereka harus bergerak untuk orang-orang di sekitarnya,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau