Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Ceritakan Detik-detik Pelengseran Gus Dur: Demokrasi Bukan Pasar

Kompas.com - 07/01/2024, 09:43 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

JOMBANG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, menghadiri acara Haul ke-14 Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (6/1/2024) malam.

Pada acara haul yang dikemas dalam kegiatan Pengajian Akbar tersebut, Mahfud MD didapuk sebagai salah satu pembicara dan menceritakan pengalamannya selama berinteraksi dengan Gus Dur.

Di depan ribuan warga yang menghadiri acara haul ke-14 Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Mahfud MD mengungkap pengalamannya mendampingi Gus Dur selama menjabat Presiden RI hingga menjelang pelengserannya dari kursi Presiden.

Baca juga: Dampingi Mahfud MD di Demak, Said Aqil: Sila Kelima Jauh dari Kenyataan

“Ketika beliau berkuasa, saya adalah salah satu orang yang dekat dengan Gus Dur. Saat berkuasa dan menjelang berakhirnya kekuasaan Gus Dur,” kata Mahfud MD, di Pesantren Tebuireng, Sabtu malam.

Gus Dur dilengserkan oleh MPR dari kursi presiden pada 23 Juli 2001. Saat Gus Dur menjadi presiden, Mahfud MD diangkat sebagai menteri pertahanan dan tergabung dalam Kabinet Persatuan Nasional.

Baca juga: Soal Pemimpin, Mahfud: Kita Tidak Harus Percaya Visi yang Ditulis Kertas dan Diumumkan di Televisi

Mahfud menuturkan, menjelang lengsernya Gus Dur, dirinya bersama Alwi Shihab dan Khofifah Indar Parawansa, sempat berkomunikasi dengan beberapa pimpinan partai politik untuk menghentikan upaya pelengseran Gus Dur.

Dari hasil komunikasi dengan partai politik, upaya menurunkan Gus Dur sebagai presiden bisa dihentikan, asalkan Gus Dur mau melakukan kompromi dan memenuhi permintaan dari pimpinan partai politik.

Kala itu, ungkap Mahfud, ada yang menawarkan perubahan sistem politik. Kemudian, ada pula yang meminta jatah menteri.

“Gus Dur bisa tidak dijatuhkan, tapi politiknya harus begini, begini, dan begini. Kami minta menteri ini, kami dijadikan menteri ini. Itu kata (pimpinan) Parpol yang satunya,” tutur Mahfud menceritakan situasi yang terjadi menjelang pelengseran Gus Dur.

Dikatakan Mahfud, Gus Dur yang meski kala itu berada dalam kondisi genting, memilih mengabaikan kehendak para pimpinan partai politik.

Gus Dur tetap teguh memegang prinsip demokrasi sebagai prinsip penegakan konstitusi, meski harus menghadapi resiko diturunkan dari jabatan Presiden RI.

“Tapi ketika (permintaan) itu disampaikan kepada Gus Dur, Gus Dur bilang bahwa demokrasi itu bukan pasar. Demokrasi itu bukan tukar menukar jabatan. Demokrasi itu prinsip penyelenggaraan negara, di mana konstitusi itu harus ditegakkan. Itu kata Gus Dur,” ujar Mahfud.

Dalam kesempatan itu, Mahfud juga menyampaikan betapa kuatnya Gus Dur yang tidak tergoda untuk memanfaatkan kekuasaan. Selama menjabat presiden, Gus Dur tidak memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya.

Bahkan, saat dirinya hendak dilengserkan dari jabatan presiden, Gus Dur yang kala itu menjadi panglima tertinggi, tidak memanfaatkan TNI dan Polri untuk melanggengkan kekuasaannya.

Haul ke-14 Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Sabtu malam, dihadiri ribuan orang.

Beberapa tokoh yang hadir, antara lain putri kandung Gus Dur Yeni Wahid, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, mantan pengurus PCI NU Australia Prof KH Nadirsyah Hosen, serta Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com