Selain olahraga rutin, Herwan juga menjaga pola makan sesuai saran ahli gizi yang ditugaskan memandu selama program berjalan. Yakni, mengurangi porsi makan yang mengandung karbohidrat berlebih, serta minuman rasa manis.
Hasilnya, awal program berjalan, berat badan dari 98 kilogram, turun menjadi 82 kilogram.
"Artinya, yang awalnya terasa berat dilaksanakan, setelah berhasil kita sendiri yang menikmati hasilnya. Setelah berat badan sampai turun kurang lebih 16 kilogram dari berat awal 98 kilogram sekarang 82 kilogram, badan terasa lebih segar, enteng dan sehat," terang Herwan.
"Meski demikian, untuk mendapatkan berat badan yang ideal targetnya turun lagi sekitar empat kilogram dari 82 kilogram," sambung Herwan.
Baca juga: Lewati Tanah Gerak dan Longsor di Trenggalek demi Seekor Kucing
Dengan keberhasilan penurunan berat badan tersebut, mengundang reaksi dari saudara maupun sahabatnya. Bahkan tidak sedikit kerabat maupun rekan diluar kedinasan pangling atau lupa atas perubahan pada diri Herwan.
"Saudara saya sampai pangling dengan saya. Katanya lebih terlihat lebih muda seperti Bintara Baru. Teman sekolah dulu juga begitu, beberapa bilang 'masak sih ini Herwan kok jadi kurus ideal begini' kata mereka kepada saya seolah tidak yakin," terang Herwan.
Atas keberhasilan anggota Polres Trenggalek, program penurunan berat badan lantas muncul masalah baru. Yakni seragam dinas serta baju harian semuanya kini lebih longgar kebesaran.
"Iya baju semua kebesaran, dan yang bisa dipermak kami permak. Justru baju dinas saya ketika masih awal menjadi polisi kini pas saya pakai," terang Herwan.
Sejak sebelum program tersebut berjalan, Herwan disarankan agar diet menurunkan berat badan oleh keluarga maupun istrinya. Namun, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil, justru berat badan semakin bertambah.
Hingga kemudian, berat badan berhasil turun drastis ketika mengikuti program kebugaran yang fokus penurunan berat badan dari Kapolres Trenggalek.
"Dulu istri saya pernah menyarankan agar diet menurunkan berat badan. Namun tidak berhasil. Dan kali ini berhasil, karena banyak teman peserta program juga," terang Herwan.
Hal serupa juga disampaikan oleh anggota Satuan Lalu Lintas Polres Trenggalek bernama Bripka Wahyudi Risdiyanto (37). Setelah rutin mengikuti program penurunan berat badan, berat badannya turun dari 90 kilogram menjadi sekitar 80 kilogram.
Masalahnya pun juga sama, yakni baju dinas menjadi longgar kebesaran.
Ketika hendak makan bersama istrinya di luar, ia harus mampu berjuang menahan godaan aneka menu makanan.
"Baju semua longgar, sebagian saya permak dikecilkan. Dan lagi kalau pas makan bersama anak istri di luar, perjuangan menahan godaan makanan yang tersaji awalnya juga sangat berat," terang Wahyudi.
Anggota Satuan Reskrim Polres Trenggalek Brigadir Yuris Ardiyatama mengatakan, ia bergabung dalam program penurunan berat badan pada gelombang kedua, yakni pada awal Desember 2024, hingga saat ini bulan Januari 2025.
"Saya ikut gelombang dua jangka waktu sekitar satu bulan lebih. Awal berat badan 92 kilogram, terakhir saya timbang beberapa hari lalu berat badan saya turun di 77 kilogram," terang yuris.
Sama seperti anggota lainnya, program penurunan berat badan tersebut terasa berat di awal.
"Awalnya pasti berat karena harus adaptasi menjaga pola makan, rutin olahraga berlari. tapi semakin lama semakin terbiasa. Bahkan, di awal dulu saya sempat mau pingsan mata berkunang-kunang setelah berlari," terang Yuris.
Pola makan yang diterapkan pada dirinya, yakni menghindari makanan yang banyak mengandung karbohidrat tinggi.
Selain itu, berlari rutin setiap hari sepanjang lima kilometer. Ia lebih banyak mengkonsumsi makanan yang direbus.
Setiap pagi, ia minum segelas air putih dan kopi pahit tanpa gula.
Kemudian, sekitar pukul 12.00 WIB, ia makan ubi rebus tiga biji pisang rebus dan telur rebus masing-masing dua biji. Lalu sore sekitar pukul 17.00 WIB, ia mengkonsumsi makanan berprotein yakni daging secukupnya, ditambah aneka sayuran dan ubi rebus sebagai pengganti nasi.
"Pokoknya makanan yang direbus. Yang paling penting, saya menghindari minuman manis," terang Yuris.
"Kini badan saya lebih terasa lebih bugar, dan sudah menjadi rutinitas olah raga berlari minimal lima kilometer setiap pagi," sambung Yuris.
Atas keberhasilan peserta program penurunan berat badan tersebut, Kapolres Trenggalek memberi apresiasi dan penghargaan. Diharapkan, keberhasilan tersebut menjadi motivasi bagi anggota lain, untuk menjaga kebugaran serta rutin olah raga.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang