KEDIRI, KOMPAS.com - Tingginya harga komoditas cabai tak bisa dinikmati oleh semua petani di Kediri, Jawa Timur. Sebab, banyak petani yang justru mengalami gagal panen saat harga cabai sedang tinggi.
Syawal Abidin, petani cabai asal Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, mengatakan, dari sekitar 5.000 meter persegi lahan cabai miliknya, tak ada hasil sedikit pun yang bisa dipetik.
Sebab, tanaman cabainya itu diserang sejumlah penyakit. Seperti layu batang yang menyebabkan tanaman mati dan antranoksa atau patek yang menyerang buah cabai.
“Meski harga cabai sekarang terdengar mahal, tapi saya belum menikmati kenaikan harga itu. Belum sempat petik sudah pada mati,” ujar Syawal Abidin kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).
Baca juga: Harga Cabai Rp 120.000 Per Kg di Pasar Rangkasbitung, Ini Penyebabnya
Kondisi itu menurutnya tidak dirasakannya sendiri. Hampir semua petani cabai di desanya juga mengalami hal yang sama. Gagal panen karena serangan sejumlah penyakit.
“Kalau daerah lain yang kondisi tanamannya perform, pasti menikmati untung di saat musim harga mahal begini. Tapi petani di Paron, belum,” lanjutnya.
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Kota Malang Naik: Pedagang Putar Otak, Pembeli Mengeluh
Hal yang hampir sama dirasakan oleh Imam Basori, seorang petani di Kecamatan Ringinrejo. Nasibnya sedikit mujur karena masih bisa menjual cabai meski terbatas.
Sebab, tanaman cabainya di sawah seluas 1.100 meter persegi itu tidak bisa maksimal karena serangan hama patek. Ironisnya, hama itu menyerang saat cabai mendekati masa panen.
“Awalnya jumlah buahnya tiap batang sangat bagus. Tapi akhirnya kena patek. Akibatnya panen 10 kilogram, yang busuk bisa sampai empat kilogramnya,” ujar Imam Basori.
Heri, seorang petani cabai di Kecamatan Semen, juga mengalami hal yang sama. Bahkan, hasil panenan cabainya jauh dari cukup untuk menutup biaya produksi.
“Buruh cangkul sekarang seharinya saja upahnya sudah Rp 100.000, belum makan dan rokoknya,” ungkapnya.
Harga cabai di pasaran Kediri mengalami kenaikan beberapa hari terakhir ini. Bahkan sempat mencapai harga Rp 110.000 per kilogram.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pemerintah Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengatakan, penyebab kenaikan harga tersebut karena tingginya permintaan yang berbarengan dengan momentum kebutuhan skala nasional.
“Karena ada perayaan Natal dan tahun baru hingga berbarengan dengan program Makan Bergizi Gratis,” ujar Tutik Purwaningsih, Selasa (7/1/2025).
Padahal ketersediaan stok cabai di tingkat petani, menurutnya saat ini tengah mengalami penurunan.
Itu dipicu oleh sejumlah faktor, mulai dari cuaca yang tidak bersahabat hingga turunnya hasil panenan karena serangan hama pada tanaman cabai.
“Karena faktor cuaca hingga jamur yang menyerang cabai. Sehingga permintaan tinggi tapi stok berkurang sehingga harga melonjak,” kata Tutik.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang