TRENGGALEK, KOMPAS.com - Sejumlah anggota Kepolisian Resor (Polres) Trenggalek, Jawa Timur, yang ikut program penurunan berat badan berbagi cerita menarik.
Karena berhasil menurunkan berat badan, ada saudara yang pangling atau tidak mengenal lagi dan banyak baju yang kebesaran.
Kurang lebih selama tiga bulan terakhir, Polres Trenggalek menggelar program penurunan berat badan bagi 60 anggota polisi yang gemuk. Sebanyak 26 peserta di antaranya sudah berhasil menurunkan berat badan 10 kilogram hingga 20 kilogram.
“Alhamdulillah, dari sekitar 60 peserta, 19 orang sudah mencapai berat badan ideal. Meski masih ada sekitar 65 persen yang belum mencapai target, kemajuan yang dicapai sangat membanggakan,” kata Kapolres Trenggalek AKBP Indra Ranudikarta di halaman Mapolres Trenggalek, Kamis (9/1/2025).
Olahraga rutin dan atur pola makan
Indra mengatakan, semua anggota Polres Trenggalek yang ikut program kebugaran, terutama penurunan berat badan, berolahraga secara rutin dan terjadwal, di antaranya rutin olahraga lari. Selain itu, mereka mengatur pola makan makanan sehat.
Polres Trenggalek melibatkan ahli gizi untuk membina semua anggota selama menjalankan program.
“Kami melibatkan ahli gizi agar anggota memahami pentingnya pola makan seimbang, terutama untuk usia di atas 40 tahun, di mana metabolisme tubuh mulai menurun,” terang Indra.
Alhasil, sejumlah anggota Polres Trenggalek berhasil menurunkan berat badan pada program tersebut.
Awal yang berat
Anggota Satuan Lalu Lintas, Bripka Herwan aryanto (38) mengatakan, awal mengikuti program tersebut sangat berat. Sehingga, awal penerapannya ia tidak berlari, namun berjalan kaki selama satu jam rutin setiap hari.
"Kalau awalnya sangat berat, cepat capek. Sesuai saran Pak Kapolres agar tidak memaksakan diri untuk berlari. Karena khawatir berat badan tidak seimbang dengan kekuatan kaki kita. Makanya saya rutin jalan kaki selama satu jam," terang Herwan di rumahnya, Kamis (9/1/2025).
"Saya bersama istri juga rutin setiap hari berjalan kaki di luar jadwal program olahraga Polres Trenggalek," sambung Herwan.
Selain olahraga rutin, Herwan juga menjaga pola makan sesuai saran ahli gizi yang ditugaskan memandu selama program berjalan. Yakni, mengurangi porsi makan yang mengandung karbohidrat berlebih, serta minuman rasa manis.
Hasilnya, awal program berjalan, berat badan dari 98 kilogram, turun menjadi 82 kilogram.
"Artinya, yang awalnya terasa berat dilaksanakan, setelah berhasil kita sendiri yang menikmati hasilnya. Setelah berat badan sampai turun kurang lebih 16 kilogram dari berat awal 98 kilogram sekarang 82 kilogram, badan terasa lebih segar, enteng dan sehat," terang Herwan.
"Meski demikian, untuk mendapatkan berat badan yang ideal targetnya turun lagi sekitar empat kilogram dari 82 kilogram," sambung Herwan.
Tak dikenali saudara
Dengan keberhasilan penurunan berat badan tersebut, mengundang reaksi dari saudara maupun sahabatnya. Bahkan tidak sedikit kerabat maupun rekan diluar kedinasan pangling atau lupa atas perubahan pada diri Herwan.
"Saudara saya sampai pangling dengan saya. Katanya lebih terlihat lebih muda seperti Bintara Baru. Teman sekolah dulu juga begitu, beberapa bilang 'masak sih ini Herwan kok jadi kurus ideal begini' kata mereka kepada saya seolah tidak yakin," terang Herwan.
Seragam dinas kebesaran
Atas keberhasilan anggota Polres Trenggalek, program penurunan berat badan lantas muncul masalah baru. Yakni seragam dinas serta baju harian semuanya kini lebih longgar kebesaran.
"Iya baju semua kebesaran, dan yang bisa dipermak kami permak. Justru baju dinas saya ketika masih awal menjadi polisi kini pas saya pakai," terang Herwan.
Sejak sebelum program tersebut berjalan, Herwan disarankan agar diet menurunkan berat badan oleh keluarga maupun istrinya. Namun, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil, justru berat badan semakin bertambah.
Hingga kemudian, berat badan berhasil turun drastis ketika mengikuti program kebugaran yang fokus penurunan berat badan dari Kapolres Trenggalek.
"Dulu istri saya pernah menyarankan agar diet menurunkan berat badan. Namun tidak berhasil. Dan kali ini berhasil, karena banyak teman peserta program juga," terang Herwan.
Hal serupa juga disampaikan oleh anggota Satuan Lalu Lintas Polres Trenggalek bernama Bripka Wahyudi Risdiyanto (37). Setelah rutin mengikuti program penurunan berat badan, berat badannya turun dari 90 kilogram menjadi sekitar 80 kilogram.
Masalahnya pun juga sama, yakni baju dinas menjadi longgar kebesaran.
Ketika hendak makan bersama istrinya di luar, ia harus mampu berjuang menahan godaan aneka menu makanan.
"Baju semua longgar, sebagian saya permak dikecilkan. Dan lagi kalau pas makan bersama anak istri di luar, perjuangan menahan godaan makanan yang tersaji awalnya juga sangat berat," terang Wahyudi.
Anggota Satuan Reskrim Polres Trenggalek Brigadir Yuris Ardiyatama mengatakan, ia bergabung dalam program penurunan berat badan pada gelombang kedua, yakni pada awal Desember 2024, hingga saat ini bulan Januari 2025.
"Saya ikut gelombang dua jangka waktu sekitar satu bulan lebih. Awal berat badan 92 kilogram, terakhir saya timbang beberapa hari lalu berat badan saya turun di 77 kilogram," terang yuris.
Sama seperti anggota lainnya, program penurunan berat badan tersebut terasa berat di awal.
"Awalnya pasti berat karena harus adaptasi menjaga pola makan, rutin olahraga berlari. tapi semakin lama semakin terbiasa. Bahkan, di awal dulu saya sempat mau pingsan mata berkunang-kunang setelah berlari," terang Yuris.
Pola makan yang diterapkan pada dirinya, yakni menghindari makanan yang banyak mengandung karbohidrat tinggi.
Selain itu, berlari rutin setiap hari sepanjang lima kilometer. Ia lebih banyak mengkonsumsi makanan yang direbus.
Setiap pagi, ia minum segelas air putih dan kopi pahit tanpa gula.
Kemudian, sekitar pukul 12.00 WIB, ia makan ubi rebus tiga biji pisang rebus dan telur rebus masing-masing dua biji. Lalu sore sekitar pukul 17.00 WIB, ia mengkonsumsi makanan berprotein yakni daging secukupnya, ditambah aneka sayuran dan ubi rebus sebagai pengganti nasi.
"Pokoknya makanan yang direbus. Yang paling penting, saya menghindari minuman manis," terang Yuris.
"Kini badan saya lebih terasa lebih bugar, dan sudah menjadi rutinitas olah raga berlari minimal lima kilometer setiap pagi," sambung Yuris.
Atas keberhasilan peserta program penurunan berat badan tersebut, Kapolres Trenggalek memberi apresiasi dan penghargaan. Diharapkan, keberhasilan tersebut menjadi motivasi bagi anggota lain, untuk menjaga kebugaran serta rutin olah raga.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/09/082609878/cerita-sukses-diet-polisi-di-trenggalek-rutin-berlari-dan-menjaga-pola