Editor
KOMPAS.com - Gunung Semeru yang ada di Jawa Timur menjadi salah satu gunung yang kerap dikunjungi pendaki lokal maupun internasional.
Letak Gunung Semeru secara administratif masuk ke wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.
Baca juga: Menikmati Ayam Asap Kare Pedas Pak Trubus, Hidangan Legendaris di Kaki Gunung Semeru
Gunung Semeru yang memiliki puncak bernama Mahameru dan kawahnya bernama Jonggring Saloko merupakan gunungapi bertipe strato dengan kubah lava.
Sebagai gunung api aktif, aktivitas Gunung Semeru dipantau secara berkala di Pos Pantau Gunung Api (PPGA).
Baca juga: Mengenal Gunung Semeru, Gunung Tertinggi di Pulau Jawa yang Konon Merupakan “Paku Bumi” Tanah Jawa
Pos pantau tersebut ada yang berada di Desa Klepu, Kecamatan, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Selain itu ada juga pos pemantau yang berada di Gunung Sawur, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Mengenang Pendakian Gunung Semeru Saat Masih Buka, Perjalanan 3-4 Hari
Gunung Semeru memiliki keunikan yang membedakannya dengan gunung lain di Indonesia.
Dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa keunikan dari Gunung Semeru.
Gunung Semeru diketahui memiliki puncak dengan ketinggian 3.676 m dpl.
Dengan ketinggian tersebut, Gunung Semeru masuk dalam jajaran Indonesia Seven Summits.
Gunung Semeru menjadi gunung tertinggi keempat di Indonesia setelah Gunung Jayawijaya, Gunung Kerinci, dan Gunung Rinjani.
Selain itu, Gunung Semeru juga dikenal sebagai gunung api tertinggi di Pulau Jawa.
Menurut legenda yang dipercaya masyarakat setempat, Gunung Semeru adalah paku bumi yang membuat Pulau Jawa seimbang dan stabil.
Dalam kisah yang tertuang dalam kitab Tantu Panggelaran, dceritakan bahwa Gunung Semeru adalah bagian dari Gunung Meru yang berada di India.
Puncak Gunung Meru tersebut dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu untuk menjadi ‘paku bumi’ bagi Pulau Jawa yang saat itu masih terus berguncang dan terombang-ambing karena mengambang di lautan luas.