Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Rekomendasi Wasekjen GP Ansor untuk Pilkada Kota Blitar

Kompas.com, 29 Juli 2024, 06:05 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Tahap selanjutnya adalah rekomendasi tahap kedua yang akan diberikan nanti jika dirinya sudah mendapatkan calon wakil wali kota Blitar.

“Memang kalau dibaca rekom PKB ini penetapan tahap pertama ya. Penentapan itu akan diganti penetapan tahap kedua jika sudah ada wakil untuk mendaftar ke KPU sebagai pasangan,” terangnya.

Ditanya kriteria calon wakil wali kota, Ibin menyebut sosok dengan latar belakang ideologi nasionalis sebagai prioritas pertama karena dirinya sebagai calon wali kota telah merepresentasikan latar belakang religius atau partai "hijau”.

Disinggung peluangnya untuk berkompetisi melawan calon yang diusung PDI-P, Ibin mengaku telah siap dengan segala kemungkinan.

“Kalau saya di tahap awal saya mendaftar ke semua partai. Tapi kami sudah siap dengan segala kemungkinan. Berkompetisi dengan siapa pun tidak masalah, siap,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kota Blitar Yasin Hermanto mengatakan bahwa PKB menjadi partai politik yang terdepan di Kota Blitar dalam menghadapi Pilkada 2024 dengan memberikan rekomendasi kepada Muhibbin.

Bersama Ibin, kata Yasin, PKB akan bergerak menjalin komunikasi dengan partai lain untuk mencari teman koalisi sekaligus mendapatkan calon wakil wali kota Blitar yang akan berpasangan dengan Ibin.

Ditanya kemungkinan berkoalisi dengan PDI-P, Yasin mengatakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam politik.

Wong namanya politik. Tiap hari berubah, tiap jam, tiap menit. Kita dari partai manapun dan khusus PDI-P, saat ini pun tidak ada perubahan, tetap berkomunikasi,” ujar Yasin.

“Entah nanti titik akhirnya bagaimana, yang jelas posisi kita, karena hanya ada dua partai yang bisa memberangkatkan paslon sendiri di Kota Blitar ini, PDI-P dan PKB, yang jelas Mas Ibin daftar di manan pun itu sebagai calon wali kota,” tambahnya.

Pada Pemilu 2024 yang berlangsung Februari lalu, PKB Kota Blitar berhasil mendapatkan lima kursi DPRD Kota Blitar, bertambah 2 kursi dibandingkan perolehan dari Pemilu 2019 dengan 3 kursi.

Dengan 5 kursi dari total 25 kursi di DPRD Kota Blitar, PKB menjadi partai kedua di Kota Blitar yang dapat mengusung pasangan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerahnya sendiri selain PDI-P.

Di sisi lain, PDI-P Kota Blitar berhasil mendapatkan 8 kursi dari Pemilu 2024, lebih dari cukup untuk mengusung pasangan calon sendiri. Meskipun, jumlah tersebut turun dibandingkan perolehan kursi PDI-P pada Pemilu 2019 sebanyak 10 kursi.

Pada awal Juli lalu, DPP PDI-P memberikan surat tugas kepada politisi Bambang Rianto untuk melakukan konsolidasi politik sebagai bakal calon wali kota Blitar 2024.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau