Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Pesilat Keroyok Polisi di Jember, Berawal dari Konvoi, 13 Orang Jadi Tersangka

Kompas.com, 25 Juli 2024, 17:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Anggota polisi dari Kepolisian Sektor (Polsek) Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur dikeroyok oleh oknum perguruan silat pada Senin (22/7/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.

Saat pengeroyokan terjadi, anggota polisi tersebut sedang melakukan patroli di Jalan Hayam Wuruk, Kecamatan Kaliwates, Jember, tepatnya di lampu merah simpang tiga Transmart.

Terkait kasus pengeroyokan tersebut, polisi mengamankan 22 pesilat dan 13 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.

Baca juga: 2 dari 13 Pesilat Tersangka Pengeroyok Polisi di Jember Masih SMA

Dan berikut 5 fakta pesilat keroyok anggota polisi di Jember:

1. Halau pesilat yang blokade jalan

Kapolres Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi mengatakan saat kejadian, anggotanya sedang melakukan patroli. Lalu petugas menghalau rombongan perguruan silat yang menutup jalan.

Dua polisi bernama Aiptu Agus Sutikno dan Aipda Kusnadi turun ke jalan memberi imbauan para rombongan untuk tidak menutup jalan simpang tiga tersebut.

Sementara di dalam mobil patroli ada tiga anggota Polsek Kaliwates yakni Aipda Parmanto Indrajaya, Bripka Radya, dan Bripka Andre.

Sesaat kemudian mobil itu dilempari batu oleh oknum anggota perguruan silat. Para pelaku yang tidak terkontrol kemudian mengeroyok Aipda Parmanto hingga luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: 13 Pesilat PSHT Jadi Tersangka Pengeroyokan Polisi di Jember

2. PSHT Jember cari anggotanya yang keroyok polisi

Ketua cabang perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kabupaten Jember, Jawa Timur Jono Wasinudin Kompas.com/Dokumentasi Polres Jember Ketua cabang perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kabupaten Jember, Jawa Timur Jono Wasinudin
Terkait kasus tersebut, Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kabupaten Jember, Jawa Timur angkat suara.

Ketua Cabang PSHT Jember, Jono Wasinudin meminta maaf dan merasa prihatin atas pengeroyokan yang dilakukan anggotanya.

“Ada masalah tadi malam, kami ketua cabang, ketua ranting merasa prihatin dan mohon maaf,” ucap dia.

Jono mengaku siap mencari dan menyerahkan pelaku pengeroyokan pada anggota polisi tersebut dalam waktu 1x 24 jam.

“Kami sudah bersepakat, kami akan rapat dengan ketua ranting dan berupaya mencari siapa yang melakukan pengeroyokan itu,” papar dia.

“Insyallah tidak sampai 24 jam, karena punya jaringan sampai tingkat bawah,” tutur dia.

Baca juga: Kronologi Anggota PSHT Keroyok Polisi di Jember, Berawal dari Konvoi dan Blokade Jalan

3. Ada 22 pesilat yang diperiksa polisi

Polisi yang melakukan penyelidikan kemudian mengamankan 22 oknum anggota PSHT pada Selasa (22/7/2024).

Halaman:


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau