Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedai Kopi Unik di Malang, Kasih Harga Murah untuk Pengunjung Berbahasa Walikan

Kompas.com, 24 Juni 2024, 17:42 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kedai kopi di Kota Malang, Jawa Timur, ini menerapkan konsep yang unik. Pengunjung yang menggunakan bahasa Walikan atau bahasa khas Malangan akan mendapatkan harga lebih murah.

Kedai kopi tersebut bernama Sebastien. Terletak di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Gang 8, Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Kedai kopi itu memiliki nuansa retro tahun 1960-an.

Pemilik kedai kopi Sebastien, Didik Sapari (50) mengatakan, penerapan pemesanan menggunakan bahasa Walikan bertujuan untuk melestarikan bahasa daerah khas Malangan.

"Di Malang ini setiap tahun ada sekitar 300.000 mahasiswa, tidak dari Malang saja, tetapi saya ke kedai kopi lainnya ada yang ngomongnya lu, gua, coba pakai konsep bahasa Walikan itu," kata Didik, Senin (24/6/2024).

Baca juga: Simpatisan Nahdliyin Malang Laporkan Akun X yang Posting Plesetan Logo NU

Pembeli yang memesan menggunakan bahasa Jawa akan mendapatkan diskon 20 persen. Kemudian, pembeli yang memesan menggunakan bahasa Walikan akan mendapatkan diskon 40 persen.

"Terpikir harus sesuatu yang bakal datangin orang banyak, Kayutangan ini sedang hype, oh iya tidak ada bahasa Walikan, atau bahasa Malangan, jadi orang ke sini pengen dapat diskon besar, syaratnya pakai bahasa Walikan," jelasnya.

Baca juga: Asal-usul Bahasa Walikan Malang, Kode Rahasia untuk Hindari Mata-mata Penjajah

Pemilik kedai kopi juga menyediakan kamus di lembaran kertas yang terpajang bersama menu minuman dan makanan.

Contohnya, menu minuman Kopi Tubruk Robusta, apabila pembeli menggunakan bahasa Malangan atau Walikan maka bisa mendapatkan harga Rp 8.000.

Namun, jika menggunakan bahasa Jawa maka harganya Rp 12.000, dan bahasa Indonesia Rp 15.000.

"Banyak ke sini karena bahasa Walikan, sebelum pesan diberi tahu sama barista, setiap ke sini, yang datang juga orang Jakarta, Bogor, walaupun tidak semua menggunakan bahasa Walikan yang dibalik," ujarnya.

Ilustrasi kopi apakah pemicu kolesterol?Shutterstock/Alpha_7D Ilustrasi kopi apakah pemicu kolesterol?
Menurutnya, konsep penerapan pemesanan menggunakan bahasa Walikan dinilai efektif. Tak jarang juga pengunjung yang datang berusia paruh baya.

Menurutnya, belum ada tempat kopi di tempat lainnya yang memiliki konsep seperti itu.

"Buka hampir setahun, Juni tahun lalu, viral-nya Agustus dan September, pengunjung yang mem-viralkan," katanya.

Kedai tersebut buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Minuman kopi yang dijual juga mengangkat biji kopi lokal asal kaki Gunung Arjuno.

Awalnya, pembeli di tempat kopinya sebagian besar merupakan warga Malang Raya. Namun, setelah tiga bulan berjalan, rata-rata pembelinya yakni warga luar Malang Raya yang sedang studi di kampus Malang.

"Rata-rata setiap hari bisa terjual 120 cup (aneka minuman berbagai menu)," katanya.

Didik menekuni dunia perkopian sejak 2012. Tempat kopi Sebastien sudah buka sejak Juni 2023. Saat ini, dia telah memiliki 4 kedai kopi di Malang.

Menurutnya, konsep kedai kopi yang unik menjadi ciri khasnya. Sebab, kedai kopi yang menghadirkan nuansa lawas dan kekinian sedang menjadi tren di masyarakat.

"Trennya seperti itu, pasarnya ada, jadi intuisi usaha itu harus jalan. Saya pribadi mencari sesuatu yang tidak umum, saya pernah jualan kopi keliling di Gubukklakah, Kabupaten Malang, buat saya tantangan," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau