Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Orek-orek Ngawi, Seni Perjuangan Pekerja Rodi yang Terancam Punah

Kompas.com - 11/06/2024, 09:03 WIB
Sukoco,
Farid Assifa

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com  –  Tangan renta Sri Widajati (72), warga Jalan Ayani, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terlihat sigap memukul gendang kecil di pangkuannya.

Gendang hadiah dari Bagung Kussudiardjo, seniman dari Yogyakarta tersebut melantunkan lagon Orek-orek khas Ngawi. Tembang yang dilantunkan diikuti dengan tepukan gendang yang berirama riang.

"Rek orek montore mabur, montor mabur gede rodane. Ono peyek diremet remet, ojo ngenyek banget banget,” Sri menembangkan syair orek-orek yang penuh sindiran tersebut di rumahnya Desa Beran, Senin  (10/6/2024).

Hiburan pekerja rodi

Kesenian Orek-orekmenurut Sri Widajati, sudah ada sejak tahun 1940-an pada saat pendudukan Belanda di Indonesia. Pada saat itu kesenian Orek-orek yang merupakan syair lagon untuk menghibur para pekerja rodi yang membangun jembatan kali Tuntang Semarang. Lagu itu dinyanyikan saat para pekerja istirahat usai bekerja.

Baca juga: Melihat Tarian Intan Kalanis, Tari Klasik Kesultanan Sumbawa Saat Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda

 

Selain cerita perjuanga nenek moyang menghadapi penjajah, lagon Orek-orek juga berisi syair sindiran protes atas perlakuan semena-mena penjajah Belanda terhadap para pekerja.

“Dari cerita pekerja rodi pembangunan jembatan kali Tuntang, Belanda berlaku semena-mena terhadap mereka. Selain sebagai hiburan,  orek-orek jadi media perlawanan atas perlakuan semena-mena Belanda,” kisah Sri.

Sri Widajati mengaku sempat melakukan penelitian pada tahun 1981 tentang asal mula kesenian orek-orek di Ngawi dengan bertemu langsung para pelaku sejarah yang juga merupakan pekerja rodi saat membangun jembatan di kali Tuntang Semarang.

“Pelaku sejarahnya banyak dari Jawa Timur,  Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kalau yang dari Ngawi ada Pak Sakijo, Sakimun, Lamin, Soleman dan Dateng dan lain-lain. Mereka adalah para pekerja rodi di Semarang yang menjadi pelaku kesenian orek-orek saat itu. Rumah mereka di Desa Pleset, Kecamatan Pangkur,” jelasnya.

Pada awalnya kesenian Orek-orek merupakan hiburan bagi pekerja rodi setelah mereka bekerja di bawah tekanan tentara Belanda. Kesenian orek-orek awalnya adalah syair yang diiringi tetabuhan seadanya, seperti peralatan kerja mereka, beduk, lesung, perangkat gamelan ataupun besi yang mereka temukan di lokasi kerja rodi.

Semua mereka padu dengan tembang atau cerita, bahkan ada cerita yang di peragakan seperti ketoprak. Ciri khas dari kesenian Orek-orek adalah adanya syair tentang sindiran kepada penjajah Belanda, cerita kepahlawanan maupun syair tentang kehidupan yang bisa menghibur pekerja rodi atas nasib yang mereka alami.

Nama Orek-orek sendiri berawal dari pertanyaan para pejabat Belanda terkait nama kesenian yang dibawakan pekerja rodi saat peresmian jembatan Kali Tuntang.

“Tentara Belanda heran, ada kesenian yang bercorak-corak, jadi mereka bertanya nama keseniannya. Pekerja rodi tidak ada yang bisa menjawab, namun mereka mendengar orang Belanda mengatakan kesenian yang mereka bawakan bercorak-corak dengan logat mereka. Akhirnya beredar di kalangan pekerja rodi kalau kesenian itu namanya Orek-orek dari kata corak-corak logat Belanda terdengar menjadi Orek-orek,” jelasnya.

Asal mula Orek-orek ngamen

Setelah pembangunan jembatan Kali Tuntang selesai, para pekerja rodi diperbolehkan pulang ke daerah asal mereka, termasuk pekerja rodi dari Kabupaten Ngawi.

Sayangnya, kepulangan mereka tidak mendapatkan upah kerja sama sekali. Jangankan untuk makan, untuk perjalanan pun mereka tidak punya uang.  

“Mereka pulang tanpa mendapatkan upah sepeser pun. Pekerja rodi dari Ngawi akhirnya pulang dengan jalan kaki dari Semarang. Kata mereka, bisa pulang hidup-hidup sudah beruntung,” kata Sri Widajati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov dan Polda Jatim Bentuk Satgas Penanggulangan Judi Online

Pemprov dan Polda Jatim Bentuk Satgas Penanggulangan Judi Online

Surabaya
Balita di Kediri Tewas Dianiaya Orangtua karena Masalah Air Gelas Tumpah

Balita di Kediri Tewas Dianiaya Orangtua karena Masalah Air Gelas Tumpah

Surabaya
Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Surabaya
Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Surabaya
Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Surabaya
Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Surabaya
Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Surabaya
Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Surabaya
Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Surabaya
Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Surabaya
Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Surabaya
Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Surabaya
Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Surabaya
9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

Surabaya
Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com