Saat itu korban mengaku dikeroyok oleh dua orang dari lima orang yang ada di lokasi yang berinsial A dan L.
Baca juga: Polisi Amankan 5 Anak Terkait Pengeroyokan Siswa SMP di Kota Batu
Sementara satu orang lainnya merekam pengeroyokan tersebut dan dua orang lainnya yang salah satunynya berinsial K hanya diam melihat korban dianiaya.
"Yang mengeroyok dua orang tapi total enam orang (terhitung dengan korban) yang ada di sana, lainnya cuman menemani saja," katanya.
Lalu pada Jumat (31/5/2024) pagi, korban merintih kesakitan di bagian kepala, dada, dan belakang punggung setelah bangun tidur.
Korban lalu melapor ke ibunya, dan sekitar pukul 06.30 WIB dibawa periksa ke Rumah Sakit Hasta Brata Bhayangkara, Kota Batu.
"Jam 11.00 (WIB), kakak saya terasa lemas, dingin dan tidak lama sudah tidak ada (meninggal)," katanya.
Baca juga: Pelajar SMP di Kota Batu Meninggal Usai Dikeroyok Temannya
Kepolisian Resor Kota Batu, Jawa Timur, mengamankan lima anak dalam kasus pengeroyokan terhadap siswa SMP Negeri berinisial RKW (12).
Polisi saat ini masih meminta keterangan dari lima anak berhadapan dengan hukum (ABH) itu.
"Proses masih berjalan, korban juga saat ini masih dilaksanakan otopsi untuk mengetahui terkait penyebab kematiannya," kata Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Rudi Kuswoyo, Jumat (31/5/2024).
Polisi masih belum mempelajari terkait adanya video pengeroyokan yang viral dan beredar di media sosial dari kasus tersebut. Pihaknya masih fokus terhadap jalannya otopsi dan penyelidikan terhadap lima ABH tersebut.
Baca juga: Keluarga Pesilat Sidoarjo yang Tewas Usai Dikeroyok di Gresik Berharap Keadilan
"Untuk video, kami masih belum mempelajari, karena hanya sepintas, dan kami fokus kepada penanganan korban dan mengamankan anak-anak berhadapan dengan hukum," katanya.
Polisi juga masih meminta keterangan dua orang tetangga. Sedangkan, untuk orangtua korban belum bisa dimintai keterangan secara intensif.
"Karena masih suasana berduka, dan kami masih menunggu untuk melakukan pemeriksaan kepada kedua orangtua korban," katanya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai merasa prihatin dengan adanya kejadian tersebut. Dia berharap, kejadian tersebut tidak akan terulang lagi.
"Jadi saya sudah mengingatkan, saya bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan, agar mengingatkan lagi jam-jam di luar sekolah agar ada pemantauan yang dilakukan baik oleh sekolah maupun orang tua," katanya.