Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak di Kota Batu Makamkan Jenazah Ayahnya di Kamar Rumah

Kompas.com, 1 April 2024, 20:32 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Seorang anak menguburkan jenazah ayahnya di kamar rumah di Dusun Sumbersari, Desa Giripurno, Kota Batu, Jawa Timur. Peristiwa itu diketahui oleh warga pada Minggu (31/3/2024).

Kasi Humas Polres Batu, Ipda Trimo mengatakan, pihak kepolisian melalui Polsek Bumiaji mengetahui kejadian tersebut setelah menerima informasi dari Kepala Dusun (Kasun) Sumbersari, Istiyah.

Dalam laporannya, Istiyah menyebut bahwa warganya bernama Kibat (78) meninggal dunia pada Rabu (27/3/2024) sekitar pukul 06.30 WIB. Almarhum memiliki riwayat sakit stroke selama lima tahun terakhir dan komplikasi.

Baca juga: Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Kemudian, almarhum dimakamkan sendiri oleh anaknya yang bernama Didik Wijoyo (39) di dalam kamar rumah.

"Menurut keterangan yang bersangkutan (anaknya) sesuai wasiat almarhum (bapaknya) sebelum meninggal meminta dimakamkan di dalam rumah," kata Ipda Trimo, Senin (1/4/2024).

Baca juga: Kejari Kota Batu Dalami Dugaan Korupsi Kredit Usaha Rakyat BRI

Namun, setelah 5 hari pemakaman, Didik Wijoyo merasa tidak enak dengan para saudara dan tetangganya. Sehingga, melaporkan kejadian meninggalnya bapaknya kepada kasun setempat.

"Dengan informasi tersebut piket Polsek Bumiaji mendatangi lokasi kejadian dan benar menemukan gundukan di dalam kamar diduga di dalamnya terdapat jenazah (almarhum bapak Kibat)," katanya.

Warga di lingkungan sekitar menginginkan pemindahan makam ke Tempat Pemakaman Umum (TPU). Hal itu juga sudah dilakukan pemindahan makam ke TPU Dusun Sumbersari yang dilakukan oleh keluarga, warga, dan PMI cabang Batu.

"Hasil penyelidikan dari kepolisian, sesuai keterangan warga sekitar untuk almarhum Kibat sebelumnya hanya tinggal bersama anak angkat bernama Didik Wijoyo. Warga sekitar rumah sebelumnya tidak pernah mendengar adanya pertengkaran antara almarhum Kibat dan Didik Wijoyo," katanya.

Kepala Desa Giripurno, Suntoro mengatakan, almarhum Kibat dan anaknya, Didik Wijoyo, hanya tinggal berdua saja di rumah tersebut. Namun, almarhum juga memiliki satu anak perempuan di Dusun Beru, Desa Bumiaji, Kota Batu.

Setelah dikubur di kamar rumah, saudara perempuan tersebut menengok ke rumah almarhum dan menanyakan kepada Didik terkait keberadaan almarhum. Didik hanya beralasan ke saudara perempuan tersebut bahwa ayahnya sedang berobat.

"Terus keluarga dari Beru pulang, mungkin kemudian si Didik ini mikir, takut kenapa-kenapa, ngomonglah ke tetangganya terus dimarahi, tetangganya melapor ke Bu Kasun terus laporan ke saya, saya langsung koordinasi dengan Muspika," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau