Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Fakta Gempa M 5,9 dan M 6,5 Tuban yang Bersifat Destruktif

Kompas.com - 25/03/2024, 05:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

TUBAN, KOMPAS.com- Gempa beruntun mengguncang kawasan Tuban dan Bawean, Gresik, Jawa Timur pada Jumat (22/3/2024).

Gempa pertama berkekuatan magnitudo 5,9 terjadi pada pukul 11.22 WIB. Gempa tersebut diikuti dengan sejumlah gempa lainnya.

Pada pukul 15.52 WIB, terjadi gempa berkekuatan signifikan dengan magnitudo 6,5. Pusat gempa berada di Timur Laut Tuban.

Hingga Minggu (24/3/2024) pukul 10.00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 239 kali gempa.

Berikut 11 fakta mengenai gempa Tuban atau gempa Bawean menurut versi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca juga: Semburan Air Panas di Bawean, Pakar ITS: Keluar dari Batuan Retak akibat Gempa

Jenis gempa

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, gempa berkekuatan magnitudo 5,9 dan 6,5 merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.

"Gempa ini dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme geser atau mendatar (strike-slip) di Laut Jawa," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com, Minggu (24/3/2024).

Baca juga: Gempa M 5,9 dan M 6,5 Tuban Terjadi di Zona Kegempaan Rendah, BMKG: Kami Surprise

Bersifat merusak

Rumah di Surabaya yang roboh usai terjadi gempa Tuban, Jumat (22/3/2024).Kompas.com/Andhi Dwi Rumah di Surabaya yang roboh usai terjadi gempa Tuban, Jumat (22/3/2024).

Gempa Tuban bersifat merusak atau destruktif. Gempa tersebut menimbulkan kerusakan bangunan di sejumlah lokasi.

Hasil kaji cepat BPBD Provinsi Jawa Timur juga menghimpun total jumlah kerusakan akibat gempa dirasakan hingga ke Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan, Kota Surabaya, dan Kabupaten Tuban.

Dalam keterangan tertulis BNPB, total rumah rusak ringan sebanyak 2.654 unit, rumah rusak sedang 1.177 unit, dan rumah rusak berat sebanyak 779 unit.

Selain itu, gempa juga menyebabkan rusaknya sekolah sebanyak 78 unit, rumah sakit 5 unit, tempat ibadah 156 unit, dan gedung delapan unit.

Baca juga: Bupati Gresik Tinjau Pulau Bawean yang Terdampak Gempa Tuban

Tak berisiko tsunami

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat memberikan keterangan pers melalui daring bersama awak media dan relawan tanggap bencana. Jum'at (22/3/2024).KOMPAS.COM/SCREENSHOT ZOOM MEETING Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat memberikan keterangan pers melalui daring bersama awak media dan relawan tanggap bencana. Jum'at (22/3/2024).

Daryono mengungkap, gempa ini tidak berisiko tsunami menurut hasil permodelan tsunami BMKG.

"Dari data lapangan hasil monitoring muka laut dengan menggunakan Tide Gauge milik Badan Informasi Geospasial (BID) di Karimunjawa, Lamongan, dan Tuban menunjukkan muka laut yang normal tanpa ada anomali catatan tsunami," katanya.

Gempa berkekuatan magnitudo 6,5 yang terjadi belum dapat menimbulkan deformasi dasar laut yang dapat mengganggu kolom air laut, di samping mekanisme sumber gempanya yang berupa sesar geser atau mendatar tidak produktif dalam membangkitkan tsunami.

Baca juga: BPBD Jatim: Gempa Tuban Rusak 14 Bangunan, 3 di Antaranya Rumah Sakit

Guncangan spektrum luas

Kapolres Tuban, AKBP Suryono dan Kepala BPBD Tuban, Sudarmaji turun ke lapangan melakukan pengecekan kondisi rumah warga yang ambruk akibat gempa bumi sekaligus memberikan bantuan sembako dan terpal untuk pengganti atap sementara rumah yang ambruk, Sabtu (23/3/2024).KOMPAS.COM/HAMIM Kapolres Tuban, AKBP Suryono dan Kepala BPBD Tuban, Sudarmaji turun ke lapangan melakukan pengecekan kondisi rumah warga yang ambruk akibat gempa bumi sekaligus memberikan bantuan sembako dan terpal untuk pengganti atap sementara rumah yang ambruk, Sabtu (23/3/2024).

BMKG menyebutkan bahawa gempa ini memiliki guncangan spektrum luas.

Dampak guncangan dirasakan sampai daerah yang berjarak jauh.

Seperti misalnya Banjarmasin, Banjarbaru, Balikpapan, Sampit, Demak, Semarang, Solo, Temanggung, Kulon Progo, dan Kebumen.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Gempa Bumi, Jenis, dan Penyebabnya

Berpusat di zona kegempaan rendah

Gempa ini dinilai sebagai "gempa tak lazim" lantaran berpusat di zona aktivitas kegempaan rendah (low seismicity).

Wilayah terjadinya gempa adalah lokasi yang jarang terjadi gempa dangkal.

"Selama ini wilayah Laut Jawa lazimnya menjadi episenter gempa-gempa hiposenter dalam (deep fokus) akibat defornasi slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di bawah Laut Jawa dengan kedalaman 500-600 km," terang Daryono.

Baca juga: Terdampak Gempa Tuban, 5 Bangunan di Surabaya Rusak

Berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus

Dampak gempa turut membuat rusak tembok rumah warga di Kecamatan Tambak, Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024).Dok. BPBD Gresik Dampak gempa turut membuat rusak tembok rumah warga di Kecamatan Tambak, Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024).

Berdasarkan analisis BMKG, wilayah Laut Jawa utara Jawa Timur secara geologi dan tektonik berada pada zona Sesar Tua Meratus. Sesar ini mengindikasikan keberadaan jejak sesar-sesar atau patahan yang berusia tua.

Menurut Daryono, gempa Bawean membuktikan bahwa ternyata jalur sesar di Laut Jawa masih aktif, sekaligus menjadi pengingat untuk waspada terhadap keberadaan sesar aktif dasar laut yang jalurnya dekat Pulau Bawean yang berpenduduk.

"Meski termasuk dalam zona kegempaan rendah, Laut Jawa utara Jawa Timur tetap memiliki potensi gempa lantaran secara geologi dan tektonik terdapat jalur Sesar Tua Pola Meratus," kata dia.

Baca juga: Selain Grobogan, Kudus, dan Pati, Gempa Tuban Juga Terasa di Jepara

Dipicu reaktivasi sesar tua

BMKG mencermati, episenter pusat gempa tersebut tepat pada jalur Sesar Muria.

Jalur sesar ini berada di zona Sesar Tua Meratus.

"Salah satu jalur sesar di zona Pola Meratus ini diduga mengalami reaktiviasi dan memicu gempa," ujar Daryono.

Baca juga: Gempa Tuban Terasa hingga Kalsel, Pengunjung Mal di Banjarmasin Berhamburan Keluar

Gempa susulan lebih besar

Ilustrasi gempa bumi. 
SHUTTERSTOCK/ANDREY VP Ilustrasi gempa bumi.

Menurut BMKG, gempa susulan dalam peristiwa gempa Tuban atau gempa Bawean ini memiliki kekuatan lebih besar dari gempa pertama.

Untuk diketahui, gempa pertama berkekuatan magnitudo 5,9 dan diikuti gempa magnitudo 6,5.

Fenomena ini terjadi karena bidang bakal geser di bidang sesar (asperity) ukurannya lebih besar (6,5) pecah belakangan, salah satunya dipicu tekanan dari gempa pertama dengan asperity yang ukurannya relatif lebih kecil.

"Bidang sesar yang pecah pertama kali (first rupture) adalah asperity pada struktur batuan yang lebih lemah, sehingga mengalami pecah duluan sebagai gempa pembuka (foreshock)," kata dia.

Baca juga: Dampak Gempa Beruntun Tuban, Dinding Kantor Kecamatan di Bojonegoro Retak

Gempa susulan cukup banyak

Pasien RS Unair dievakuasi usai bangunanya terdampak gempa Tuban, Jumat (22/3/2024).Kompas.com/Andhi Dwi Pasien RS Unair dievakuasi usai bangunanya terdampak gempa Tuban, Jumat (22/3/2024).

Penyebab mengapa terjadi gempa susulan yang cukup banyak lantaran karakteristik gempa kerak dangkal di Bawean terjadi pada batuan kerak bumi permukaan. Batuannya bersifat heterogen sehingga mudah rapuh.

Beda dengan gempa kerak samudra yang batuannya bersifat homogen dan elastis sehingga biasanya tidak diikuti dengan gempa susulan meski magnitudo gempa awal cukup besar.

Menurut Daryono gempa susulan lazim terjadi setelah terjadi gempa kuat dan bukan untuk ditakuti.

"Banyaknya gempa susulan justru bisa memberikan informasi peluruhan gempa sehingga kita dapat mengestimasi kapan berakhirnya gempa susulan," ujarnya.

Baca juga: Pakar Geologi ITS Sebut Gempa Tuban Fenomena yang Jarang Terjadi, Ini Alasannya

Mulai meluruh

Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, tercatat telah terjadi 239 kali gempa sampai Minggu (24/3/2024) pagi.

Adapun frekuensi gempa semakin jarang.

Pada Jumat (22/3/2024) dapat terjadi 19 kali gempa dalam satu jam. Sedangkan pada Minggu (24/3/2024) terjadi 2-3 kali gempa dalam satu jam.

Baca juga: Bukti Gempa Bumi Paling Awal Ditemukan di Afrika

Gempa kuat Laut Jawa 

Wilayah Laut Jawa diguncang gempa tektonik pada Jumat (22/3/2024) pukul 15.52.58 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,5. Ini merupakan gempa susulan ke-20 yang terjadi Jumat siang hingga sore.BMKG Wilayah Laut Jawa diguncang gempa tektonik pada Jumat (22/3/2024) pukul 15.52.58 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,5. Ini merupakan gempa susulan ke-20 yang terjadi Jumat siang hingga sore.

Daryono mengungkapkan, gempa Bawean menambah catatan gempa kuat di Laut Jawa. Menurut catatan BMKG, sejarah gempa kuat di Laut Jawa terjadi empat kali yakni 1902,1939, 1950, dan 2024.

Gempa ini juga menjadi sebuah pelajaran penting.

"Bahwa ancaman gempa merusak di Jawa Timur tidak hanya berasal dari selatan yaitu sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dan sesar-sesar aktif di daratan tetapi ternyata juga dari sumber gempa di Lauta Jawa utara Jawa Timur," jelas dia.

Sumber: BMKG


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek 'Guru Tugas'

Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek "Guru Tugas"

Surabaya
Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Surabaya
Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Surabaya
Subandi Gantikan Gus Muhdlor hingga Pelantikan Bupati Sidoarjo Hasil Pilkada 2024

Subandi Gantikan Gus Muhdlor hingga Pelantikan Bupati Sidoarjo Hasil Pilkada 2024

Surabaya
Gantikan Gus Muhdlor, Plt Bupati Sidoarjo Akan Evaluasi Kebijakan

Gantikan Gus Muhdlor, Plt Bupati Sidoarjo Akan Evaluasi Kebijakan

Surabaya
Pria di Bojonegoro Dibacok Teman Wanitanya di Penginapan

Pria di Bojonegoro Dibacok Teman Wanitanya di Penginapan

Surabaya
Ada 8 Kecelakaan KA dan Kendaraan di Daop 9 Jember Selama Januari-Mei 2024

Ada 8 Kecelakaan KA dan Kendaraan di Daop 9 Jember Selama Januari-Mei 2024

Surabaya
Ditunjuk sebagai Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Mengaku Prihatin dengan Kasus Korupsi di Lingkungan Pemkab

Ditunjuk sebagai Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Mengaku Prihatin dengan Kasus Korupsi di Lingkungan Pemkab

Surabaya
Kasus Korupsi Dana Aspirasi DPRD Madiun, Jaksa Periksa Sekretaris Dewan

Kasus Korupsi Dana Aspirasi DPRD Madiun, Jaksa Periksa Sekretaris Dewan

Surabaya
Cerita Davin, Istrinya Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi di Klinik Ngawi

Cerita Davin, Istrinya Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi di Klinik Ngawi

Surabaya
Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Surabaya
Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com