"Korban selamat (I dan A) hanya mengatakan, bentuk (warna, red) miras yang diminum seperti teh," ujar dia, Senin (18/3/2024) sore.
Namun Windi tak bisa memastikan apakan minuman yang dikonsumi adalah miras oplosan karena barang bukti miras sudah tidak ada.
Petunjuk yang bisa ditelisik secara laboratorium medis hanya muntahan korban.
"Kami juga belum bisa memastikan dari mana korban membeli miras itu. Hal tersebut masih terus diselidiki," terang dia.
Baca juga: Waduk Tirto Agung Jebol, Akses Dua Desa di Bojonegoro Terputus
"Menurut korban yang selamat, kepalanya pusing. Sedangkan, dadanya terasa sesak dan panas," tambah dia.
Jasad korban langsung dimakamkan karena pihak keluarga menolak otopsi.
Salah satu staf Pemerintah Desa (Pemdes) Mayangkawis, Ahmadun membenarkan hal tersebut.
Dia menyebut, jenazah pertama yang dimakamkan adalah DS. Lalu, RZB, dan terakhir, ZA.
"Mas DS dan ZA dimakamkan di satu komplek pemakaman. Sementara Mas RZB terpisah. Namun, tetap di wilayah Desa Mayangkawis," ujar dia, Senin (18/3/2024) sore.
Ia mengatakan korban pertama yang meninggal adalah DS yang ditemukan tewas di tempat kerjanya pada Minggu (17/3/2024) malam.
"Sekitar pukul 23.30 WIB. Posisinya (DS, red) tengkurap. Di dalam kamar mess tempat kerjanya," jelasnya.
Baca juga: 75 Pekerja Pabrik Rokok di Bojonegoro Diduga Kesurupan Massal
"Mas ZA dibawa keluarga ke rumah sakit pada Senin (18/3/2024) sekitar pukul 01.00 WIB. Lalu meninggal pada Senin (18/3/2024) pagi pukul 07.00 WIB itu," imbuhnya.
Ahmadun berharap, kejadian seperti yang dialami tiga warga Desa Mayangkawis ini menjadi kejadian terakhir.
Ia pun dia berharap tak ada kejadian seperti itu lagi yang dialami warga Desa Mayangkawis.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hamim | Editor: Pythag Kurniati), TribunJatim.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.