Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Probolinggo Tahun Ini Disebut Paling Parah, 3.000 KK Terdampak

Kompas.com, 12 Maret 2024, 23:30 WIB
Ahmad Faisol,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Sebanyak 25 orang korban banjir Dringu masih mengungsi di kantor Kecamatan Dringu setelah banjir melanda Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Sjarif saat dihubungi Selasa (12/3/224).

"Kalau kemarin 40 orang yang mengungsi, waktu awal-awal banjir menerjang. Sekarang sudah tinggal 25 orang yang mengungsi dan tinggal sementara di pendopo Kantor Kecamatan Dringu," kata Oemar.

Baca juga: Banjir Probolinggo, Seorang Wanita Hilang, Puluhan Warga Mengungsi

Oemar menambahkan, ribuan kepala keluarga terdampak akibat banjir yang melanda 4 desa di Kecamatan Dringu.

Banjir kali ini disebut yang paling besar yang pernah terjadi.

Bencana alam tersebut merusak ratusan rumah dan dua di antaranya parah karena tembok jebol. Banjir juga menyebabkan pagar masjid dan pagar kuburan hancur rata dengan tanah.

Masih kata Oemar, sebanyak 3.109 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir yang menerjang beberapa desa di Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo pada Sabtu (9/3/2024 lalu.

Rinciannya, di Desa Dringu 1.050 KK, Desa Kedung Dalem 1.500 KK, Desa Kalirejo 500 KK, dan Desa Tegalrejo 59 KK.

Banjir tersebut menerjang 4 desa di Kecamatan Dringu, yakni Desa Kedung Dalem, Tegalrejo, Dringu, dan Kalirejo.

Namun, dari keempat desa tersebut, yang paling parah adalah Desa Dringu dan Desa Kedung Dalem, dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.

"Banjir saat ini sudah surut. Yang perlu dibersihkan sisa material bekas banjir seperti lumpur, bebatuan, perabotan rumah warga, masih berserakan di jalan dan sedang dibersihkan oleh masyarakat beserta petugas dan relawan," tandas Oemar.

Sebagai langkah antisipas,i pihaknya menyiapkan personel.untuk memantau sungai Kedunggaleng selama 24 jam.

Sebab banjir kali ini disebabkan oleh kiriman air akibat curah hujan tinggi dari wilayah Kecamatan Sumber yang mengalir ke sungai Kedunggaleng hingga meluap dan membanjiri kecamatan Dringu. Luapan sungai Kedunggaleng yang menjadi faktor utama pemicu banjir Dringu selama ini.

"Kami sudah melakukan antisipasi ketika banjir susulan kemudian tiba. Personel kami bersiaga," tukas Oemar.

Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto melakukan kerja bakti diikuti para kepala OPD dan ASN di jalan dan pemukiman lokasi banjir.

Mereka membersihkan lumpur dan kotoran yang menumpuk di permukiman dan jalan.

"Sisa banjir berupaya lumpur dan kotoran, material banjir lainnya, perlu segera dibersihkan agar warga kembali beraktivitas dengan nyaman," ujar Ugas.

Baca juga: Mayat Lelaki asal Probolinggo Ditemukan di Pantai Besuki Situbondo

Menurut Hari (45), pria warga Dringu, lumpur dan material akibat banjir butuh diangkut dan dibersihkan.

"Kami ingin kembali bekerja dan beraktivitas seperti biasa. Tapi jalan penuh lumpur dan bebatuan banjir, sangat mengganggu. Apalagi sekarang bulan puasa," kata Hari.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau