Bantuan itu akan diberikan dari bulan Januari hingga bulan Juni mendatang.
Sayangnya nama Mbah Semi tak tercantum di data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) sebagai salah satu penerima beras bagi warga miskin.
“Tetangga sudah menerima kupon katanya mau dapat beras 10 kilogram. Nama saya juga tidak ada,” ucapnya lirih.
Baca juga: Tahanan Kasus Pencabulan Anak di Magetan Kabur Saat Menunggu Sidang, Sempat Dikira Pembesuk
Semi mengaku, namanya tak dimasukkan dari daftar penerima bantuan beras.
Selain bekerja sebagai pembuat kerupuk beras, dia juga mengharap bantuan tetangga untuk makan sehari-hari.
“Kadang kalau selamatan dikasih berkat, kalau tidak yang ngutang di toko yang ada di perempatan sana. Paling I kilogram itu isinya tiga kaleng bisa untuk makan beberapa hari,” katanya.
Kepala Desa Gebyog Suyanto mengaku sejumlah warganya yang renta dan hidup sebatang kara d idesanya justru tidak masuk sebagai penerima bantuan beras.
Suyanto mengaku sempat menanyakan permasalahan tersebut dalam musyawarah rencana pembangunan daerah beberapa waktu lalu, namun dengan acuan data dari pusat dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa.
“Kami tidak terlibat dalam pendataan, data ini katanya dari pusat tapi saya pastikan yang digunakan ini data lama karena selain warga miskin tidak terdata, ada warga yang punya mobil dua malah masuk data penerima bantuan. Warga yang sudah meninggal juga masih ada datanya masuk sebagai penerima bantan beras,” katanya.
Baca juga: Atasi Kemiskinan, 72.568 Keluarga di Purworejo Dapat Bantuan 10 Kg Beras Per Bulan
Terkait Mbah Semi yang tidak menerima bantuan, Suyanto mengaku mengakomodasi melalui BLT Dana Desa, namun bantuan tersebut dilaksanakan secara bergiliran.
“Kita bantu melalui DD yang 25 persen, tetapi penerimanya bergantian menyesuaikan anggaran,” ucapnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Magetan Parminto Budi Utomo mengatakan dari hasil kroscek dengan pendamping, Mbah Semi telah menerima bantuan dari pemerintah berupa perbaikan rumah tidak layak huni. Dia juga disebut menerima bantuan program bunda kasih dari pemerintah daerah.
Program bunda kasih merupakan program bantuan pangan senilai Rp 300.000 yang dititipkan kepada sanak keluarga atau warung yang dekat dengan penerima bantuan yang diwujudkan dalam bentuk makanan, diberikan dua kali sehari.
“Mbah Semi memiliki keponakan yang bertanggung jawab dengan kehidupannya berada di satu wilayah beda RT. Sebenarnya Mbah Semi diminta tinggal di rumah keponakannya, namun tidak bersedia hanya malam hari saja dijemput," kata dia.
"Kadang jalan sendiri untuk tidur di rumah keponakan karena takut jika hujan rumah bocor dan ada ular. Bantuan BPNT sejak 2021 terhenti, tercover bunda kasih dan permakanan,” katanya.
Baca juga: Ziarah Makam Pendiri Pencak Silat Setia Hati, Ganjar: Mbah Soero Miliki Peran Besar bagi Bangsa
Dari laporan pendamping yang diterima Dinas Sosial, Mbah Semi bekerja bukan untuk memenuhi kebutuhan makan, tetapi untuk mengisi kegiatan sehari hari daripada menganggur.
“Mbah Semi sangat sehat untuk aktivitasnya membantu depan rumah di industri krupuk. Bukan untuk mencari makan tapi sebagai aktivitas biar tidak gabut bahasa keren nya,” ucapnya,
“Memang mengeluh tidak dapat bantuan beras, hanya kepengen kok tetangganya dapat tapi tidak, karena untuk makan dan kehidupan sangat tidak kekurangan,” pungkas Parminto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.