Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spanduk Penolakan Gibran di Kota Malang, Tertulis "Yang Tak Beretika Dilarang Masuk Kampung"

Kompas.com, 29 Januari 2024, 11:26 WIB
Nugraha Perdana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Spanduk-spanduk berisi penolakan terhadap calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka bertebaran di Kota Malang, Jawa Timur.

Lokasi spanduk tersebut berada di gapura Jalan Muharto gang 7 dan Gang 5, Kota Malang.

Baca juga: Kampanye di Semarang, Gibran: Jangan Balas Fitnah dan Jelekkan Paslon Lain

Pada spanduk tersebut, terpampang foto Gibran yang dicoret. Selain itu, di bagian tengah terdapat tulisan "YANG TIDAK BERETIKA DILARANG MASUK KAMPUNG INI'. Dua spanduk itu mengatasnamakan warga Madura.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Pilar 08 Malang Raya, Ardantya Syahreza, mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari masyarakat terkait adanya dua spanduk yang dinilai sebagai bentuk kampanye hitam.

"Sudah lihat fisiknya, kami ditunjukkan oleh salah satu perangkat warga di sana," kata Ardantya pada Senin (29/1/2024).

Baca juga: Khofifah ke Gibran: Kalau Sudah Jadi Wapres, Ingat Jatim

Dia mengatakan bahwa dua spanduk itu juga telah diamankan oleh warga. Ardantya menyampaikan, warga sekitar sebenarnya juga tidak suka dengan adanya dua spanduk tersebut yang dinilai telah membawa pesan negatif kepada masyarakat dan memicu provokasi.

"Sudah diamankan, yang mengamankan itu inisiasi dari perangkat warga setempat yang memang juga tidak suka," katanya.

Warga setempat, kata dia, sempat mempersilahkan pihak yang memasang spanduk tersebut untuk mengambil. Namun, hingga saat ini belum ada pihak yang mengambil dua spanduk tersebut.

"Jadi belum tahu siapa yang memasang, tapi dari warga sendiri mempersilakan untuk mengambil di perangkat, untuk kemudian diklarifikasi," katanya.

Baca juga: Tak Ada Spanduk Prabowo dalam Kampanye Terbuka PSI di Tangsel

Menurutnya, adanya dua spanduk tersebut merupakan bentuk penggiringan opini. Dia menilai adanya kepanikan dari tim pendukung pasangan calon (paslon) presiden dan calon wakil presiden lainnya.

"Ini bentuk penggiringan opini bahwa seakan orang Madura tidak suka Mas Gibran, padahal tidak seperti itu dari warga sendiri. Ini justru terlihat malah paslon lain yang terlihat jelek di mata masyarakat. Kami menilai cukup panik di sisi paslon lain," katanya.

Tim juga belum menerima laporan apakah ada spanduk serupa di wilayah lain.

Meski adanya persoalan tersebut, pihaknya enggan melapor ke Bawaslu Kota Malang.

"Kami merasa tidak perlu diperpanjang, yang penting sudah diamankan (dua spanduk), karena sebenarnya itu isinya memberikan pesan negatif kepada masyarakat," katanya.

Baca juga: Ketua Relawan Bobby Nasution Diperiksa Bawaslu Terkait Spanduk Prabowo-Gibran

Dia mengaku tetap konsisten untuk tidak menjelekkan paslon lain. Selain itu, juga fokus meningkatkan dukungan warga kepada Prabowo-Gibran.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau