Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kulit Anak di Jember Melepuh Usai Mandi di Sungai, Begini Penjelasan Dokter

Kompas.com, 16 Januari 2024, 14:04 WIB
Bagus Supriadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Kulit seorang anak berinisial MP (14) warga Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember, Jawa Timur melepuh usai mandi di sungai. 

Dokter anak yang merawat korban di Rumah Sakit dr Soebandi Jember Gebyar Tri Baskoro menjelaskan, pasien tersebut mengalami toxic epidemologi ecosis yang hampir mirip dengan Jason statham syndrome.

Baca juga: Kulit Anak di Jember Melepuh Usai Mandi di Sungai Irigasi

Menurut dia, berdasarkan teori, penyebab kulit melepuh ini bisa multifaktor. Salah satunya karena hipersensitivitas dari pasien atau karena reaksi yang berlebihan dari tubuh.

“Kebanyakan memang sekitar 70 sampai 90 persen penyebabnya itu karena obat. 10 persen bisa disebabkan lain,” kata dia pada Kompas.com, Selasa (16/1/2023).

Dia menjelaskan berdasarkan cerita ibu pasien, sebelumnya korban sempat makan ikan tongkol dan merasa gatal. Seminggu kemudian, korban mandi di sungai.

Baca juga: 5 Rekomendasi Sayur untuk Kulit Kering, Bisa Bantu Hidrasi

“Kemudian timbul seperti sakit cacar, kulit melepuh terus demam, lalu minum obat paracetamol,” ucap dia.

Setelah itu, lanjut dia, kulit yang melepuh bertambah banyak hingga dibawa ke bidan dan ke Puskesmas lalu ke rumah sakit.

Baca juga: 8 Rekomendasi Buah dan Sayur untuk Kulit Glowing

Dia menilai pasien tersebut mengalami kelainan kulit mengelupas yang hebat sehingga bersifat darurat. Hal itu bisa menyebabkan dehidrasi dan gangguan termoregulasi.

“Yang lebih berat lagi akan terjadi gangguan infeksi sehingga harus dirawat secara isolasi dan menyeluruh,” papar dia.

Pasien tersebut sempat mengalami dehidrasi dan penurunan kesadaran pada awalnya. Bahkan sempat masuk ke ICU dan kondisinya membaik.

Selain itu, kasus tersebut juga dikonsultasikan ke ahli kulit kelamin dan dirawat bersama.

“Pasien ini ditangani menjaga agar tidak dehidrasi dan termoregulasinya,” tambah dia.

Dia menilai perawatan untuk pasien ini cukup lama. Hanya saja, pihak RS masih kesulitan untuk mengungkap penyebab kepastiannya.

Bila karena obat paracetamol, namun sempat diberi obat tersebut saat di rumah sakit karena alergi dingin, namun kondisinya membaik.

“Jadi bisa berbagai macam faktor,” ucap dia.

Baca juga: Anies Diancam Ditembak, Pelaku Ditangkap Saat Antar Bawang ke Jember

Sebelumnya diberitakan kulit MP (14) warga Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember, Jawa Timur melepuh usai mandi di sungai pada Kamis (4/1/2023).

Akibatnya, anak tersebut dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Kapolsek Ambulu AKP Suhartanto menjelaskan kronologi kasus tersebut bermula saat korban mandi di sungai irigasi Desa Ambulu.

“Anak itu masih duduk di bangku SMP, kulitnya melepuh setelah mandi di sungai,” kata dia pada Kompas.com via telpon Selasa (16/1/2023).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau