Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Nilai SDA Melimpah Tak Cukup untuk Menjadi Negara Maju

Kompas.com - 15/01/2024, 17:51 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menilai, sumber daya alam (SDA) melimpah tak cukup untuk menjadi negara maju. Menurutnya, diperlukan juga sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Hal tersebut diungkapkan Jokowi ketika mengikuti Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan Forum Rektor Indonesia di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (15/1/2024).

"Sekali lagi sumber daya alam yang melimpah tidaklah cukup untuk menjadi negara maju. Paling penting, kita butuh SDM yang berkualitas," kata Jokowi, di Grha Unesa.

Baca juga: Pak Jokowi, Segera Keluarkan Perppu untuk Tak Berlakukan Pajak Hiburan 40-75 Persen

Jokowi menyebut, selama ini Indonesia hanya sebagai penghasil SDA yang melimpah dan langsung diekspor. Kebiasaan tersebut membuat harga bahan yang dihasilkan sangat murah.

"Kita sering lupa karena, kayak batu bara, kita cangkul langsung dijual bisa laku keras. Nikel yang sebelumnya juga sama, ekspor semua. Negara terima tanpa nilai tambah, kita tidak memiliki nilai tambah," jelasnya.

Oleh karena itu, kata Jokowi, pemerintah tengah mempersiapkan SDM untuk jangka waktu lima hingga sepuluh tahun mendatang. Sebab, Indonesia pada masa itu mendapatkan bonus demografi.

"SDM unggul akan menjadi kunci, dan itu harus betul-betul kita persiapkan, secara riil dan konkret dan kita tahu SDA kita memang melimpah," ucapnya.

Jokowi pun meminta agar perguruan tinggi ikut aktif terlibat dalam pengembangan SDM unggul tersebut. Mereka bertugas untuk melakukan inovasi untuk menunjang berbagai sektor.

"Kita butuh Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) serta inovasi yang juga berkualitas. Keduanya menjadi tugas penting lembaga pendidikan tinggi kita, tugas para Rektor dan tugas kita semuanya," ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi membandingkan dengan Vietnam yang sudah memiliki ribuan peneliti. Dia ingin agar Indonesia bisa menghargai SDM seperti yang dilakukan sejumlah negara tetangga.

Baca juga: Presiden Jokowi Kaget Jumlah Lulusan S2 dan S3 di Indonesia Sangat Rendah

"Saya di Vietnam mendapatkan informasi ada satu perusahaan di sana RnD-nya (research and development) memiliki 2.400 peneliti ini swasta," katanya.

"Begitu mereka sangat menghargainya yang namanya riset. Termasuk Tiongkok juga sama, ada yang salah satu perusahaan, saya tahu memiliki 24.000 periset," tutup Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Surabaya
Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Surabaya
Subandi Gantikan Gus Muhdlor hingga Pelantikan Bupati Sidoarjo Hasil Pilkada 2024

Subandi Gantikan Gus Muhdlor hingga Pelantikan Bupati Sidoarjo Hasil Pilkada 2024

Surabaya
Gantikan Gus Muhdlor, Plt Bupati Sidoarjo Akan Evaluasi Kebijakan

Gantikan Gus Muhdlor, Plt Bupati Sidoarjo Akan Evaluasi Kebijakan

Surabaya
Pria di Bojonegoro Dibacok Teman Wanitanya di Penginapan

Pria di Bojonegoro Dibacok Teman Wanitanya di Penginapan

Surabaya
Ada 8 Kecelakaan KA dan Kendaraan di Daop 9 Jember Selama Januari-Mei 2024

Ada 8 Kecelakaan KA dan Kendaraan di Daop 9 Jember Selama Januari-Mei 2024

Surabaya
Ditunjuk sebagai Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Mengaku Prihatin dengan Kasus Korupsi di Lingkungan Pemkab

Ditunjuk sebagai Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Mengaku Prihatin dengan Kasus Korupsi di Lingkungan Pemkab

Surabaya
Kasus Korupsi Dana Aspirasi DPRD Madiun, Jaksa Periksa Sekretaris Dewan

Kasus Korupsi Dana Aspirasi DPRD Madiun, Jaksa Periksa Sekretaris Dewan

Surabaya
Cerita Davin, Istrinya Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi di Klinik Ngawi

Cerita Davin, Istrinya Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi di Klinik Ngawi

Surabaya
Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Surabaya
Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Surabaya
Aturan Baru soal Zonasi PPDB 2024 di Sumenep, Tak Bisa Asal Pindah KK

Aturan Baru soal Zonasi PPDB 2024 di Sumenep, Tak Bisa Asal Pindah KK

Surabaya
Umi Kalsum Rawat Anaknya yang Lumpuh di Rumah yang Nyaris Ambruk

Umi Kalsum Rawat Anaknya yang Lumpuh di Rumah yang Nyaris Ambruk

Surabaya
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 33.713 Penumpang KAI Bakal Berangkat dari Surabaya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 33.713 Penumpang KAI Bakal Berangkat dari Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com