Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Bantah Dukung Ganjar-Mahfud, Tetap Amin!

Kompas.com, 11 Januari 2024, 12:14 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dewan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Blokagung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur, membantah mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam Pilpres 2024.

Bantahan tersebut dilakukan pihak internal Ponpes setelah Mahfud MD berkunjung ke salah satu pondok pesantren terbesar di Banyuwangi itu pada Rabu (10/1/2024).

"Tidak, kami dukung Pak Mahfud dalam kapasitas beliau sebagai Menko Polhukam," kata Dewan Pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung, KH Ahmad Munib Syafaat, kepada Kompas.com, Kamis (11/1/2024).

Baca juga: Mahfud MD Kunjungi Ponpes Darussalam Blokagung saat Gibran Kampanye ke Banyuwangi

Menurut pria yang kerap disapa Gus Munib itu, Pengasuh Ponpes Darussalam memang sempat menyatakan dukungan, namun tidak sebagai cawapres melainkan sebagai menteri.

"Jadi kami sampaikan, tidak ada dukungan kepada pasangan 03," tegas Gus Munib.

Dia menjelaskan, sesuai musyawarah internal bersama keluarga besar Ponpes Darussalam Blokagung, telah diputuskan arah dukungan pada Pilpres 2024 mendatang.

"Sesuai rapat internal sejak Oktober lalu, kami sepakat memilih pasangan Amin, Anies-Muhaimin. Tidak ke lain hati ya," ujarnya.

Keputusan memilih Amin itu, lanjut Gus Munib, juga berlaku kepada santri, wali santri, alumni hingga simpatisan Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi.

"Ini berlaku tidak hanya yang di sini. Yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri juga sama," ujarnya.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Pemakzulan Presiden Jokowi Tak Mungkin Terjadi Sebelum Pemilu

Sebelumnya, Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD, melakukan kunjungan politik di Kabupaten Banyuwangi, Rabu (10/1/2024).

Mahfud mengaku berkunjung ke Ponpes Darussalam Blokagung dalam kapasitas sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

Dalam kunjungannya itu, Mahfud bertemu dan didampingi langsung Pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung, KH Hisyam Syafaat.

"Saya sudah kenal lama dengan beliau sejak Gus Dur masih ada," kata Mahfud di hadapan para santri.

Menurut Mahfud, kunjungannya ke Ponpes Darussalam Blokagung dalam rangka silaturahmi dan bukan bagian dari kampanye elektoral.

Kunjungan tersebut terkait kampanye tingkat tinggi terkait edukasi politik kepada pemilih pemula, dalam menentukan pilihannya. Bukan berdasarkan pidato dan visi-misinya yang ditulis.

"Saya sering ke sini dan kami ada ruang khusus untuk mendiskusikan banyak hal," ujar Mahfud.

Pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi KH Hisyam Syafaat mengakui memang ada kedekatan dengan sosok Mahfud MD.

"Dukungan ini karena saya tahu dan mengenal Pak Mahfud sejak lama, latar belakang kinerja seperti apa. Serta sebagai sesama santri pondok pesantren," ungkap Kiai Hisyam kepada awak media.

Baca juga: Mahfud MD Ingatkan Bahaya Judol dan Pinjol Saat Datangi Warung Kopi di Surabaya

Sinyal dukungan Pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung kepada pasangan Ganjar-Mahfud, memang mengejutkan banyak pihak. Khususnya warga nahdliyyin Banyuwangi.

Keputusan itu tentu akan berpengaruh dan dapat mengubah peta politik khususnya Pilpres di Banyuwangi. Terlebih sejumlah tokoh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) banyak lahir dari Ponpes ini.

Apalagi Ponpes yang mempunyai santri lebih dari 9.000 itu sempat menjadi tempat deklarasi awal pemberangkatan perjalanan konsolidasi Anis Baswedan dan Muhaimin Iskandar pascapengumuman di Hotel Majapahit Surabaya September lalu.

Lebih menarik, kunjungan politik Mahfud MD ke Ponpes Darussalam Blokagung, bersamaan dengan jadwal kampanye Gibran Rakabuming Raka di Ponpes Ibnu Sina Genteng.

Kedua Cawapres itu, sama-sama mengunjungi ponpes besar di Banyuwangi, yang mempunyai pengaruh dan basis massa kuat warga nahdliyyin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau