Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Mayat Wanita di Rumah Penitipan Hewan Blitar Diduga Korban Pembunuhan

Kompas.com, 2 Januari 2024, 12:38 WIB
Asip Agus Hasani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Kepolisian Resor Blitar Kota, Jawa Timur, menduga kuat dua jasad wanita yang ditemukan membusuk di dalam rumah penitipan hewan di Jalan Sulawesi, Kota Blitar pada Senin (1/1/2024) sore merupakan korban pembunuhan.

Kapolres Blitar Kota AKBP Danang Setiyo PS mengatakan pihaknya menduga kuat mayat dua perempuan yang masing-masing bernama Ragil Sukarno Utomo (50) alias Sinyo dan Luciani Santoso (53) merupakan korban pembunuhan.

“Kami duga demikian (pembunuhan). Karena pintu pagar depan terkunci, tergembok. Tidak ada tanda-tanda perampokan atau pencurian meskipun terdapat sejumlah barang milik korban yang hilang,” tutur Danang kepada wartawan, Selasa (2/1/2024).

Baca juga: Polisi Ungkap Identitas 2 Mayat di Rumah Penitipan Hewan Blitar

Selain itu, kata Danang, dari hasil pemeriksaan bagian luar dari jasad dua perempuan yang sudah membusuk itu polisi menemukan adanya bekas luka akibat pukulan benda tumpul.

Di lokasi kejadian, tambahnya, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti mencurigakan termasuk sebilah golok yang diduga digunakan untuk menganiaya kedua korban.

DVR kamera pengawas hilang

Danang menegaskan pihaknya sedang melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap apa dan bagaimana kedua korban meninggal dunia.

Di lokasi kejadian, lanjutnya, sebenarnya terdapat sejumlah kamera pengawas (CCTV). Namun, ujarnya, polisi masih belum menemukan rekaman dari kamara pengawas tersebut.

Meskipun meyakini kedua korban bukan korban perampokan atau pencurian, kata Danang, polisi mendapati bahwa sejumlah barang milik korban hilang termasuk HP milik korban.

“Beberapa barang tidak kami temukan, yakni HP milik korban. Kemudian DVR dari CCTV mungkin digunakan untuk memantau hewan namun DVR itu tidak ada. Sedang kami cari,” jelasnya.

Periksa pekerja

Danang menambahkan bahwa pihaknya telah memeriksa setidaknya 5 orang saksi termasuk satu orang laki-laki berusia 21 tahun bernama inisial AF yang selama ini tinggal di rumah tersebut bersama dua korban.

Kata Danang, AF berstatus sebagai pekerja di rumah penitipan hewan itu.

“Di lokasi ada satu orang pekerja. Jadi rumah itu dihuni 3 orang, (yaitu) 2 perempuan dan 1 laki-laki, AF. Sedang kita dalami, pemeriksaan terkait pekerjaan sehari-hari AF dan keterkaitannya dengan kejadian itu,” tuturnya.

Danang enggan membenarkan bahwa pihak kepolisian mencurigai AF sebagai pelaku pembunuhan terhadap dua perempuan tersebut.

“Sedang kita periksa secara intensif. Sedang kita dalami,” tambahnya.

Menurutnya, jumlah saksi yang akan diperiksa pihak kepolisian pun akan terus bertambah.

Danang juga mengatakan pihaknya saat ini tengah menunggu hasil autopsi atas kedua jasad korban guna mengetahui persis penyebab kematian keduanya.

Diberitakan sebelumnya, warga Jalan Sulawesi, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar dihebohkan oleh temuan dua mayat yang sudah mulai membusuk di sebuah rumah penitipan hewan.

Baca juga: Temuan 2 Mayat di Rumah Penitipan Hewan Blitar, Polisi Duga Ada Ketidakwajaran

Pada Senin (1/1/2024) sore, warga membuka paksa pintu rumah penitipan hewan itu lantaran tidak tahan bau busuk menyengat yang berasal dari rumah yang dikenal selalu tertutup itu.

Ketua RW setempat, Siswanto, mengatakan melihat satu mayat dalam posisi tengkurap berada di bagian depan rumah dan satu lagi berada di bagian dalam.

Di rumah tersebut, terdapat puluhan hewan peliharaan anjing dan kucing.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau